
SUMENEP – Irwan Al Farisi terbaring lemas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Moh. Anwar Sumenep, Selasa (26/5). Anak pertama pasangan Faris dan Zahrotun, warga Desa Matanair, Kecamatan Rubaru, itu tiba di rumah sakit sekitar pukul 08.00 WIB.
Kaki kanan balita itu membengkak sampai terlihat seukuran betis orang dewasa, meski bukan penyakit kaki gajah. Saat ditemui Koran Madura, Irwan sedang mendapat penanganan medis. Sesekali ia merengek sesaat setelah tim medis melakukan pemeriksaan. Meski begitu, ia terlihat tegar serta menggerak-gerakkan tangannya. Sedangkan kakinya tak ditampakkan.
Zahrotun (22) menceritakan buah hatinya lahir dalam keadaan normal. Namun berselang 35 hari dari kelahirannya, penyakit itu mulai terlihat. Hari demi hari kaki kanan Irwan semakin membengkak. “Saya berharap anak saya bisa cepat sembuh, dan tak harus dirujuk ke Surabaya,” kata perempuan yang dalam kesehariannya bekerja sebagai petani itu.
Zahro menuturkan, meski kondisi kaki kanan buah hatinya itu membengkak, namun dalam kesehariannya Irwan terlihat layaknya balita sehat. Hanya saja, jika sudah merasakan sakit, putra pertamanya itu menangis. “Terkadang sampai semalam tidak tidur. Menangis terus. Mungkin sakit,” tuturnya dengan raut wajah muram.
Sementara salah seorang keluarga Zahro, Ahmad Shaleh menuturkan, sebelumnya Irwan sempat diperiksa kepada salah seorang dokter spesialis anak di Kabupaten Sumenep, dr. Domi. Menurutnya, belita itu dibawa ke dr. Domi sebanyak dua kali. Kali pertama dibawa, setelah diperiksa dan mendapat penanganan, Irwan sempat sembuh.
“Tapi setelah berumur empat bulan, kakinya kembali membengkak. Karena itu dibawa lagi ke dokter Domi. Nah, saat itu dokter Domi menyarankan agar dirujuk ke Surabaya. Kalau penyakitnya, dokter Domi tidak menyebutkan. Katanya (dr. Domi, red.) dokter yang di Surabaya yang tahu dan memastikan apa penyakitnya,” kata Shaleh.
Karenanya, jika betul Irwan sampai harus dirujuk ke rumah sakit di Surabaya, ia berharap Pemerintah Sumenep tidak menutup mata. Ia berharap pemerintah membantu meringankan beban biaya yang harus ditanggung orangtuanya. “Kasian anaknya. Karena dia dari keluarga yang kurang mampu,” pungkasnya.
Ditemui secara terpisah, Direktur RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep, Fitril Akbar belum bisa memastikan jenis penyakit yang diderita belita berusia lima bulan itu. Pasalnya, pada saat ditemui proses pemeriksaan kepada Irwan masih berjalan. Namun begitu, ia memastikan penyakitnya itu bukan kaki gajah (elephantiasis).
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik sementara yang diterimanya dari petugas medis, kemungkinan besar penyakit Irwan adalah kelainan bawaan sejak lahir atau kelainan konge-nital yang salah satu penyebab-nya ialah ada kebuntuan saluran darah dari jantung hingga kaki.
“Tapi itu juga belum pasti. Karena masih dalam pemeriksaan. Tapi kalau penyakit kaki gajah, itu bisa ditangani di rumah sakit. Bahkan puskesmas juga bisa menangani kalau cuma penyakit kakih gajah. Tapi itu bukan penyakit kaki gajah. Jadi, apakah harus dirujuk ke Surabaya atau tidak, kita masih menunggu hasil pemeriksaannya selesai,” pungkasnya.
(FATHOL ALIF/MK)