
SUMENEP – Nasib kurang baik dialami oleh Linda Agustina, salah seorang peserta Ujian Nasional (UN) SMP atau yang sederajat. Pasalnya, ia harus mengerjakan soal-soal UN dalam keadaan sakit. Bahkan, saat mengerjakan soal demi soal, ia terlihat berurai air mata. Ia mengaku tetap mengikuti karena ingin lulus.
Akibat sakit typus yang dideritanya, siswi Madrasah Tsanawiyah Negeri Tarate Sumenep itu harus mengerjakan soal UN terpisah dari teman-temannya. Linda menjawab soal-soal ujian di ruang Unit Kesehatan Siswa (UKS). Meski ditempatkan di ruangan khusus, namun ia tetap mendapat pengawasan ketat dari pengawas sekolah dan dinas pendidikan setempat.
Pantauan di lokasi, pengawas yang menjaganya sesekali memberi motivasi kepada Linda untuk tetap semangat mengerjakan soal UN itu. Pasalnya, menurut pengawas yang menjaga dan mengawasi Linda, Dwi Sriyani, sebelum mengerjakan soal, siswi ini sempat mengalami muntah-muntah.
Sementara itu, Wakil Bupati Sumenep, Soengkono Sidik yang kemarin meninjau langsung pelaksanaan hari pertama UN mengaku terharu melihat kondisi Linda yang tetap mengikuti UN meski kondisi dirinya sedang sa-kit. “Semoga ia bisa mengerjakan soal-soal UN dengan baik meskipun dalam keadaan kurang sehat,” tukasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Menengah (Kabid-Dikmen) Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep, Nurul Hamzah mengatakan, pelaksa-naan UN di hari pertama berjalan lancar. Menurutnya, hingga kemarin sekitar pukul 12.00 WIB. belum ada laporan masuk kepada pihaknya tetang adanya siswa yang tak ikut UN karena alasan khusus, seperti sakit.
Dari jumlah keseluruhan peserta UN yang telah terdata sebelum pelaksanaan, sesuai laporan yang masuk, katanya, ada dua siswa yang tak mengikuti. Yang pertama adalah siswa SMP Bluto.
Menurut dia, siswa tersebut tidak diketahui alasannya tak mengikuti UN kali ini.
“Bahkan kepala sekolahnya sampai mendatangi rumahnya. Tapi informasinya simpang siur. Menurut orang tuanya, anaknya sudah berangkat. Informasi lainnya mengatakan masih dalam perjalanan. Tapi saat ditunggu, ternyata sampai selesai tetap tidak ada. Dan yang kedua, siswa yang tak mengikuti ujian itu karena kecelakaan beberapa waktu lalu itu,” tuturnya saat ditemui di kantornya.
Disinggung soal adanya siswa sakit tetap mengikuti UN, lelaki yang biasa disapa Nono itu mengaku, pihaknya memang menginstruksikan agar siswa yang sakit namun bisa mengerjakan tetap harus diusahakan agar ikut UN dengan diberi fasilitas dan pelayanan yang maksimal. “Semaksimal mungkin tidak sampai ikut ujian susulan,” terangnya.
Namun, sergahnya, siswa sakit yang tak bisa dipaksakan, sebaiknya tidak dipaksakan untuk tetap ikut UN. Pasalnya, yang akan menerima dampaknya adalah peserta itu sendiri. “Intinya, kita ingin memberikan kenyamanan kepada peserta. Kalaupun sakit dan ter-nyata nyaman mengerjakan soal, baik di rumah atau di rumah sakit, kita akan tetap memberikan pelayanan,” tukasnya.
Mengenai jumlah peserta UN SMP atau yang sederajat kali ini, menurutnya keseluruhan berjumlah 17.141 siswa dengan rincian: SMPN Swasta sebanyak 6.709; MTsN-Swasta 9.042; SMP-LB 2; dan Paket B 1.388 siswa dengan jumlah penyelenggara sebanyak 163. Kesemuanya tersebar di 1.084 ruangan, yakni 394 SMP; 596 MTs; 1 SMP-LB dan 93 ruang Paket B.
(FATHOL ALIF)