
PROBOLINGGO – Sejumlah petani kentang di wilayah Kabupaten Probolinggo saat ini resah, lantaran harga jual kentang dikalangan petani merosot. Petani terpaksa tidak melakukan panen kentang meski sudah memasuki musim panen.
Hal tersebut dikatakan, Sugiono (45) salah satu petani kentang asal Desa Pojok Kecamatan Sumber Kabupaten Probolinggo, kepada wartawan, 7/5).
Menurutnya, saat ini sudah memasuki masa panen karena tanaman kentang sudah mulai berbuah.“Kalau kentang di daerah Sumber memang tergolong banyak. Namun sayang harganya tergolong anjlok.”tandas Sugiono.
Saat ini harga jual kentang , kata Sugiono, dikalangna petani relatif tidak sama. Untuk ukuran kentang yang tergolong bagus harganya, maksimal empat ribu rupiah perkilogramnya.
Sedangkan yang kualitasnya sedang harganya hanya dua ribu hingga tiga ribu rupiah perkilogramnya. “Harga tersebut sangat buruk untuk harga jual kentang,” tegasnya.
Dia mengaku terpaksa tidak melakukan pemanenan kentang meski sudah usia cukup untuk dilakukan pemanenan. Sehingga kentang seharusnya dipanen, terpaksa dibiarkan diladang.
“Saya tidak memanen kentang diladang karena harganya masih murah,” ucap Sugiono.
Semestinya harga kentang yang bisa menguntungkan petani, lanjut Sugiono, harganya harus melebihi dari angka lima ribu rupiah keaatas perkilogramnya. Karena untuk menanam kentang biaya cukup besar.
”Dengan modal yang besar dan tidak didukung dengan harga yang pas, maka petani bisa terancam merugi,”imbuhnya.
Menyikapi hal itu, Kepala Dinas Pertanian, melalui Kabidi Teknik Produksi, Handaka Murwanta, mengatakan petani kentang di wilayahnya sangat banyak terutama di daerah kecamatan Sukapura dan Sumber. “Daerah tersebut memang cocok untuk tanaman kentang,” jelasnya.
Dikatakan, murahnya harga kentang saat ini lantaran banyak petani kentang di daerah lain yang sudah mulai musim panen. Sehingga dengan banyak hasil produksi mempengarui harga pasar.
“Untuk tanaman kentang meski harganya murah, masih bisa ditunda untuk pemanenannya. Jika harganya kembali normal bisa di lakukan pemanenan,”paparnya.
(MAHFUD HIDAYATULLAH)