
SUMENEP – Faridah Maslukiyah (14), warga Dusun Pangtoros, Desa Gapurana, Kecamatan Talango, sudah sepekan menghilang dari rumahnya sejak pamit pergi ke sekolah. Keluarganya telah melaporkan peristiwa tersebut ke Unit PPA Polres Sumenep.
”Sejak pamit mau berangkat ke sekolah seminggu lalu, Luluk (panggilan Faridah Maslukiyah, red) tidak balik lagi ke rumah. Kami sudah berusaha mencari ke mana-mana dan mencoba menghubungi teman-temannya, tapi hasilnya nihil. Mereka mengaku tidak tahu keberadaan Luluk. Makanya kami melapor ke pihak yang berwajib,” kata ayah kandung Luluk, Ahmad Ridwan (40), saat ditemui di rumahnya, Senin (25/5).
Siswi kelas VIII sebuah madrasah tsanawiyah di Kecamatan Talango itu diduga dibawa kabur pacarnya, yang tak lain adalah gurunya sendiri. Pasalnya, dua bulan sebelumnya, Luluk pernah dua kali datang ke rumah guru sekaligus pujaan hatinya itu. Sehingga oleh orang tuanya, Luluk dipindah ke sekolah lain. Tapi baru dua bulan pindah sekolah, ia malah menghilang, dan hingga saat ini belum diketahui keberadaannya.
”Dua bulan lalu, Luluk memang pernah mendatangi rumah gurunya di Dusun Kuntong, Desa Cabbiye. Nah akibat kejadian itu, Luluk kami pindahkan ke sekolah lain,” timpal Mas’ud (45), paman Luluk.
Setelah Luluk pindah sekolah, hubungan keduanya sempat terputus. Bahkan guru Bahasa Inggris yang menjadi pacarnya itu pergi ke Jakarta untuk menemui saudaranya. Namun yang bersangkutan hanya satu bulan berada di Jakarta, karena diminta pulang oleh pihak sekolah lantaran ada pemberkasan guru sertifikasi.
Ceritanya, mendengar kabar kepulangan guru itu, semangat belajar Luluk menjadi menurun. Ia jarang masuk sekolah meski pamitnya ke orang tuanya mau belajar. ”Sejak gurunya pulang dari Jakarta, semangat belajar Luluk menurun, bahkan ia jarang masuk sekolah sebagaimana pemberitahuan dari pihak sekolah. Tapi kami tidak tahu dia ngumpet di mana, oleh karena itu dugaan Luluk menjalin hubungan kembali dengan gurunya semakin kuat,” ungkapnya.
Dikatakan, peristiwa memalukan itu bermula pada bulan Februari lalu. Waktu itu, Luluk dikasih hadiah ponsel oleh gurunya. Setelah menerima pemberian tersebut, Luluk sempat sakit dan sering jatuh pingsan. Ketika sadar, ia selalu menyebut nama guru Bahasa Inggrisnya yang pernah memintanya untuk menjadi pacarnya pada 2014 lalu.
Namun permintaan gurunya sempat ditolak, karena Luluk masih mau melanjutkan pendidikannya. Lagi pula waktu itu Luluk masih duduk di bangku kelas VIII MTs, sehingga merasa tidak pantas untuk berpacaran.
Tapi karena tekad kuat dari gurunya yang ingin menjadi pacarnya, ia diberi hadiah. Hati Luluk menjadi luluh setelah menerima pemberian ponsel dari gurunya. Dari yang semula hatinya tidak cinta, hati Luluk menjadi sangat sayang dan selalu ingin menemuinya.
Tapi cinta antara guru dengan murid itu tidak mendapat restu dari keluarga Luluk. Luluk akhirnya dipindah ke sekolah lain supaya tidak menjalin hubungan lagi, hingga pada akhirnya Luluk menghilang dari rumahnya dan hingga saat ini belum ditemukan.
(JUNAEDI/MK)