
PAMEKASAN – Lembaga Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) Kabupaten Pamekasan melakukan tes urine kepada puluhan siswa di SMA Negeri 4 Pamekasan dan SMA Wahis Hasyim, kemarin (26/5).
Dengan digelarnya tes di dua sekolah tersebut tidak ada jaminan siswa di Pamekasan bebas narkoba. Apalagi jumlah siswa yang dites hanya sebagian kecil dari jumlah keseluruhan siswa Pamekasan. Hal itu mengacu pada jatah yang disiapkan P4GN untuk kegiatan tes urine siswa, yang berjumlah sekitar 250 orang. Sementara jumlah siswa tingkat SMA/sederajat di Pamekasan, mencapai sekitar 30 ribu siswa.
Keterbatasan anggaran untuk dapat melakukan tes urine keseluruhan siswa di Pamekasan masih menjadi alasan klasik. Sebab seluruh kebijakan pencegahan penyalahgunaan narkoba masih bertumpu pada P4GN. Sehingga lembaga anti narkoba milik Pemerintah itu hanya dapat melakukan tes urine kepada 250 siswa.
Wakil ketua DPRD Pamekasan Suli Faris mengatakan Pemkab Pamekasan harus bisa menyiapkan anggaran yang cukup, untuk program pencegahan. Sebab, jika terus dibiarkan keadaan itu, pencegahan penyalahgunaan narkoba hanya akan menjadi sekadar wacana tanpa menghasilkan apa pun.
Apalagi, di lembaga pendidikan formal, tidak menekankan pendidikan akhlak dan karakter sebagai ukuran keberhasilan. Sehingga perlu dilakukan peningkatan pendidikan karakter siswa, sebab dengan diadakannya tes tidak ada jaminan siswa Pamekasan sudah bebas dari narkoba.
Menurutnya, pencegahan narkoba jangan hanya menunggu momentum, tapi harus terus menerus. Agar langkah pencegahan yang dilakukan pemkab Pamekasan terhadap penyalahgunaan narkoba bisa membebaskan Pamekasan dari peredaran narkoba.
“Kuncinya harus ada penganggaran yang cukup. Lalu, dengan tes urine kepada siswa, saya kira bukan cara yang tepat untuk melakukan pencegahan agar siswa tidak bersentuhan dengan narkoba. Yang lebih tepat itu membangun karakter siswa,” kata Suli.
Sementara itu, Wakil Bupati Pamekasan, Kholil Asy’ari, selaku ketua P4GN Pamekasan, mengatakan tes urine yang dilakukan di 2 sekolah tersebut hanya sampel, sebab pada usia sekolah, anak masih belum matang pemikirannya, sehingga ada kemungkinan menjadi sasaran peredaran narkoba.
“Kegiatan ini sebagai upaya untuk memerangi penyalahgunaan narkoba di Pamekasan. Ini hanya sebagai contoh saja, karena anak muda yang kemungkinan menjadi sasaran bagi para pengedar atau ingin manfaatkan anak muda,” kata Wabup Kholil.
(ALI SYAHRONI/RAH)