
SAMPANG, koranmadura.com – Janji Kepala Badan Urusan Logistik (Bolog) Sub Divre Madura Slamet Kurniawan menarik beras raskin tak layak konsumsi dan akan menganti dengan beras yang lebih layak sudah terealisasi pada tanggal 10 Juni lalu.
Namun, beras pengganti yang diterima Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTSM) tidak jauh beda dengan beras raskin sebelumnya, mengingat beras tersebut berwarna kekuningan, hancur dan terdapat ratusan hewan pemakan beras.
“Semua RTSM mengeluhkan kepada petugas saat pendistribusian berlangsung kemarin. Namun jawaban petugas terkesaan tidak mau tahu pada waktu itu,” kata Lukmanul Hakim, salah satu RTSM asal Desa Palenggian, Kecamatan Kadungdung, Minggu (14/6).
Lukmanul Hakim menceritakan, Gudang Bulog Sampang pertama mendistribusikan beras raskin ke desanya pada tanggal 8 Juni kemarin. Namun, beras itu diketahui tak layak konsumsi. Kemudian, kualitas beras itu dilaporkan ke Gudang Bulog Sampang, berselang dua hari kemudian, Bulog kembali datang ke desanya menarik beras tersebut dan menggantikan dengan beras yang dianggan lebih bagus.
Tetapi kenyataannya, beras penganti itu tidak jauh beda dengan sebelumnya. “RTSM tetap kecewa beras penggantinya tetap tak layak konsumsi, padahal janjinya akan mengganti beras yang lebih bagus,” ucapnya.
RTSM di Palenggian meresa dibodohi oleh Bulog selaku pemagang kebijakan dalam distribusi beras lantaran memberikan beras tak layak konsumsi, serta RTSM di wilayah itu merasa dipermainkan oleh pemerintah mengingat sudah dua kali memberikan bantuan beras yang mengancam kondisi kesehatanya jika dikonsumsi.
Lukmanul Hakim menambahkan, beras itu rata-rata tidak ada yang dikonsumsi oleh RTSM, ada sebagian yang dijadikan pakan ternaknya, ada yang ditelantarkan di teras rumahnya, bahkan ada yang ditabur sebagai bentuk protes.
Ada RTSM yang dicebur ke air untuk membersihkan kotoran dan warna berasnya selama 5 jam. Namun, warna beras itu tidak luntur. “Setelah di jemur, warna beras itu berubah kecoklotan. Sehingga RTSM terpaksa tidak mengonsumsi lantaran takut membahayakan,” tambahnya.
Marzuki mengaku tidak heran lagi dengan kualitas beras raskin bantuan pemerintah selama ini. Sebab, sejak beberapa tahun sebelumnya, beras raskin yang didistribusikan tidak ada yang bagus. Oleh menilai beras yang didistribusikan itu beras yang sudah lama disimpan dalam gudang.
Bahkan ia berani mengungkapkan, beras tersebut itu bukan beras lokal. “Saya sudah bandingkan dengan beras hasil panen, sangat jauh berbeda baik dari kualitas dan kuantitasnya,” ucap Marzuki, RTSM yang lain.
Ia mengharapkan kepada pemerintah ada kontrol khusus ke Gudang Bulog sebelum didistribusikan ke desa. Jika sudah tidak layak dikonsumsi diharapkan pemerintah mengambil langkah atau solusi terbaik untuk kemaslahatan masyarakat Sampang. Sebab maskipun didistribusikan beras itu tidak bakal dikonsumsi oleh RTSM.
Sementara itu, Kepala Bulog Sub Divre Madura Slamat Kurniawan belum bisa dikonfirmasi.
(RIDWAN/MK)