SUMENEP – Rasanya enak, sehat, bergizi, lembut, dan khas. Ya, itulah dodol rumput laut. Kemasannya cantik dan menarik dengan berbagai macam warna. Camilan produksi warga Pulau Sapeken itu mampu bersaing dengan makanan olahan lainnya.
”Dodol rumput laut yang diproduksi ibu-ibu rumah tangga di sini laku keras di pasaran, karena rasa dodol dari Sadulang memiliki cita rasa yang berbeda dengan dodol dari daerah lain,” kata Fajeri, Kepala Desa Sadulang, Kecamatan/Pulau Sapeken, beberapa waktu lalu.
Keuntungan per kilogram rumput laut bisa mencapai Rp 150.000. ”Kalau modal produksinya murah, cuma Rp 50 ribu untuk satu kilogram rumput laut. Tapi ketika sudah jadi dodol harganya lain lagi, yakni Rp 150 ribu,” bebernya.
Namun pemasarannya masih terbatas. Sampai saat ini masih dipasarkan secara tradisional di wilayah kepulaun. Tapi, pihaknya optimis dan akan membuka penjualan dodol ke luar daerah, seperti Kota Sumenep, Surabaya, dan Bali.
Pihaknya belum bisa memasarkan dodol rumput laut secara bebas karena masih terkendala dengan pembuatan izin yang hingga saat ini belum keluar. Meski warganya sudah bertahun-tahun menjalankan usaha, namun hingga saat ini belum mempunyai surat izin usaha perusahaan (SIUP).
Akibatnya, produk yang diharap-kan mampu mendongkrak perekonomian masyarakat di desanya sulit berkembang, apalagi mau dipasarkan ke luar daerah. Namun begitu, pihaknya tetap optimis suatu saat dodol rumput laut yang diproduksi warganya mendapat bantuan pengurusan izin dari pemerintah, sehingga dodol produksi warga Sadulang bisa dipasarkan ke luar daerah.
Sementara Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sumenep Moh. Jakfar, mengaku sangat mengapresiasi terhadap kreativitas warga Desa Sadulang, yang mampu membuat dodol dari rumput laut. Sebab, dengan ide kreatifnya itu, akan membuka lapangan kerja baru bagi warga lain di sekitarnya.
”Kami sangat apreasi terhadap ide kreatif warga Sadulang yang mampu membuat dodol dari rumput laut, dan dalam waktu dekat kami akan menggandeng ITS untuk melakukan pendampingan dalam pembuatan dodol, sehingga produksi yang dihasilkan bisa go internasional,” timpalnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumenep Syaiful Bahri, mengaku siap menampung semua produk hasil kreasi warga. Bahkan, jika memang sudah teruji kualitasnya, dirinya akan membantu untuk mempromosikan sampai tingkat nasional.
”Seperti apa pun hasil kreasi warga, kami tetap hargai. Karena itu merupakan salah satu produk unggulan, yang dimiliki daerah. Sehingga dengan produk tersebut, ekonomi masyarakat setempat bisa terdongkrak,” pungkasnya.
Sedangkan untuk pembuatan izin usaha, pihaknya menganjurkan agar masyarakat atau kepala desa bisa mengajukan permohonan kepada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) selaku pemegang kendali penerbitan izin.
(JUNAEDI/MK)