
PAMEKASAN, koranmadura.com – Dalam waktu dekat Pemerintah Kabupaten Pamekasan akan mulai mendistribusikan bantuan air bersih ke dusun-dusun yang terkena dampak kekeringan yang terjadi pada musim kemarau tahun ini. DPRD Kabupaten Pamekasan meminta bantuan tersebut harus merata pada semua lokasi terdampak.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Komisi IV DPRD Pamekasan, Muksin. Menurutnya, pada penanganan kekeringan dengan bantuan air ke masyarakat tahun lalu, masih muncul keluhan dari masyarakat yang menjadi korban bencana kekeringan, karena tidak mendapatkan bantuan air bersih. Pertanda waktu itu pendistribusian bantuan air bersih gratis tidak merata pada semua orang di desa-desa terdampak krisis air bersih karena bencana kekeringan itu.
“Makanya kami minta bantuan air bersih gratis harus merata. Jangan sampai terjadi seperti tahun sebelumnya. Waktu itu, di Desa Larangan Tokol banyak warga yang terkena dampak kekeringan, tapi mereka tidak dibantu air,” kata Muksin.
Sebenarnya, terang politis PPP ini, penanganan bencana kekeringan akibat musim kemarau yang baru akan dilakukan bulan Agustus tergolong lamban. Sebab, krisis air yang terjadi di masyarakat itu sudah mulai dari awal Bulan Juli lalu.
Akibat belum ada bantuan air, lanjutnya, kini sejumlah masyarakat yang daerah terdampak kekeringan sudah kelimpungan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan kebutuhan air sehari-hari, seperti memasak, mandi, dan mencuci.
“Seharusnya pengiriman bantuan air sudah dilakukan pada bulan Puasa lalu. jadi kalau mau baru dimulai saya katakan sudah cukup terlambat. Tetapi, daripada tidak sama sekali. Lebih baik secepatnya bantuan air bersih itu didistribusikan,” ungkapnya.
Bupati Pamekasan, Achmad Syafii mengatakan pendistribusian air yang kedodoran pada tahun lalu itu terjadi karena sejumlah kendala, diantaranya minimnya ketersediaan armada tangki pengangkut air dan sumber pengambilan air.
Dia menjelaskan, pada pendistribusian bantuan air bersih ke lokasi terdampak kekeringan tahun ini ada tambahan 2 armada tangki. Dengan adanya penambahan armada tersebut, pihaknya berharap semua daerah terdampak dapat tersentuh batuan air bersih gratis.
“Tahun lalu memang armadanya kurang. Kalau soal sumber mata air, ini yang masih menjadi persoalan. Tapi secara prinsip kami siap untuk menangani bencana kekeringan. Makanya kalau ada masyarakat yang terkena dampak, kepala desanya segera melapor, agar bisa cepat ditindaklanjuti,” kata Politisi Demokrat ini.
Hasil pendataan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan, pada musim kemarau tahun ini. sudah ada 200 dusun di 80 Desa yang tersebur di 10 Kecamatan yang diprediksi akan terkena dampak bencana kekeringan. Dan, akan dibantu air bersih yang masih akan di mulai pekan pertama Bulan Agustus.
Catatan Koran Madura, pada penanganan bencana kekeringan tahun lalu, armada yang digunakan untuk mendistribusikan air bersih sebanyak 7 tangki. Dengan ada 2 tambahan armama tahun ini, total armada yang akan dikerahkan ke lokasi kekeringan menjadi 9 armada tangki.
(ALI SYAHRONI/RAH)