PROBOLINGGO, koranmadura.com – Musim kemarau di wilayah Kabupaten Probolinggo, identik dengan datangnya angin kencang. Situasi tersebut membuat nelayan tidak bisa melakukan aktifas normal yang bisa meningkatkan penghasilannya . Sebab tangkapan ikan nelayan menurun akibat banyak yang lembur kerja.
“Untuk saat ini banyak perahu yang bersandar mas. Karena nelayan tidak melaut karena cuaca angin kencang,”terang Muhammad (40), nelayan asal Dusun Randulimo Desa Randuputih Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo, kepada wartawan, Senin (13/7).
Ia mejeleaskan, tidak melautnya nelayan lantaran angin terlalalu kencang dan cuaca kuat cenderung tidak normal. Bahkan bisa mengakibatkan kepada keselamatan nelayan atau Anak Buah Kapal (ABK) yang menumpanginya.”Angin kencang tidak menutup kemung kinan bisa menggulung kapal ditengah laut,” tegas Muhammad.
Saat ini banyak nelayan yang tidak melaut, kata Muhammad, sehingga ketersedian ikan di pasaran cenderung menurun. Nelayan yang nekat melakukan pencarian ikan ketengah laut. Hanya nelayan yang memilik perahu besar seperti kapal Jenis jonggrang atau seleret.
Sedangan untuk nelayang yang memiliki perahu kecil semuanya libur.“Kabanyakan warga pesisir yang memiliki perahu kecil dibandingkan dengan perahu besar sebab harganya lebih murah,” ucapnya..
Nelayan lainnya, Kholik (30), mengatakan tidak melautnya nelayan, secara langsung akan berdampak kepada pendapatan sehari-harinya. Karena pemasukan atau penghasilan sehari-harinya memang dari hasil tangkapan ikan laut.“Mau kerja gimana kalau cuacanya seperti ini. Lebih baik libur dari pada menerima resiko tinggi,” tegasnya.
Dia juga menjelaskan, minimnya pemasukan secara otomatis ekonomi warga pesisir peceklik hanya mengandalkan untuk memenui kebutuhan lebaran dan tahun ajaran baru bagi sekolah anak-anaknya banyak yang menunggu tabungan keluar.
“Di bulan-bulan sebelumnya, nelayan banyak yang menabung untuk kebutuhan hari raya. Jadi bulan Ramadan ini tabungan mulai banyak dicairkan,”ucap Kholik.
(MAHFUD HIDAYATULLAH)