PROBOLINGGO, koranmadura.com – Harga tomat sejak beberapa bulan mengalami terjun bebas alias anjlok. Saat ini harga jual tomat di pasaran kembali naik hingga mencapai Rp.5 ribu perkilogram Kondisi ini membuat omset petani tomat ikut terdongkrak.
“Sekarang harga tomat cukup mahal dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. Kondisi ini juga mendorong hasil panen ikut terdongkrak naik,” terang Kusnadi (45), pedagang sayur di pasar tradisional Leces, Kabupaten Probolinggo, kepada wartawan, Rabu (28/10).
Menurutnya, buah tomat yang dijual kepada pembeli seharga Rp. 5 ribu dikarenakan pasokan cukup banyak dari petani. Harga pembelian dari petani perkilogramnya sebesar Rp 4 ribu.”Saya hanya mengambil keuntungan sebesar Rp 1.000 perkilogram dari pembeli. Itupun sudah cukup untuk kebutuhan hidup sehari-hari,” jelas Kusnadi.
Mahalnya harga tomat, kata Kusnadi, ketersedian tomat dikalangan petani. mulai berkurang dari bulan-bulan sebelumnya karena sudah habis masa panen.
“Yang jelas harga tomat mengalami kenaikan, karena tingkat produksi sudah mulai berkurang,” ucapnya.
Petani tomat asal Desa Warujinggo KecamatanLeces KabupatenProbolinggo, H Mustofa (37), mengatakan, setiap tahunnya tidak pernah absen menanam tomat. Dirinya mengaku harga tomat cukup menjanjikan ketika harga mulai stabil.
“Saat ini harga tomat berkisar Rp 3-4 ribu perkilogramnya. Harganya tergantung dari kondisi tomat yang akan dijualnya,”katanya.
Dalam dua hari sekali, panen tomat menghasilkan sekitar 2 – 4 kwintal. Sedangkan omset yang di dapat sebesar Rp 800 ribu sampai Rp. 1,6 juta. Dari hasil tomat yang ditanamnya bisa menambah penghasilan keluarga.
Bisa juga terjadi, tanaman tomat tidak bisa mendatangkan keuntungan. Sebab harga jual tomat anjlok hanya berkisar harga sekitar Rp 1.000 rupiah.
“Untung rugi dalam bertani sudah sering dialami. Hal itu sudah menjadi biasa karena tidak mungkin bertni harus untung terus, yang pasti ada ruginya,”papar H. Mustofa.
(MAHFUD HIDAYATULLAH)