
SAMPANG, koranmadura.com – Meninggalnya dua santri Pondok Pesantren (Ponpes) An-Naqsabandiyah atas nama Fathor (17) asal Desa Birem, Kecamatan Tambelengan, dan Mas’udi (18) asal Desa Olor, Kecamatan Banyuates karena kecelakaan murni. Itu berdasarkan hasil olah TKP Polres Sampang.
Kapolres Sampang AKBP Budi Mulyanto melalui Kasat Reskrim Polres Sampang AKP Hari Siswo mengatakan bahwa meninggalnya dua santri di Desa Bringin, Kecamatan Tambelangan, murni karena kecelakaan.
Dua santri yang hendak menguras sumur dengan kedalaman kurang lebih sedalam 40 meter milik pengasuh ponpes tersebut meninggal akibat kekurangan oksigen dan ditambah juga asap pompa air yang berada dalam sumur. “Dua santri yang meninggal Sabtu (24/10) kemarin itu murni kecelakaan. Dua santri itu kekurangan oksigen saat berada di bawah sumur,” terangnya kepada Koran Madura, Minggu (25/10).
Hari menuturkan, korban yang hendak menguras sumur tersebut merupakan inisiatif sendiri. Sebab menurutnya, kegiatan tersebut dilakukan bersamaan dengan temannya. Bahkan pihaknya menegaskan, pasca kejadian tersebut pihak keluarga korban tidak menuntut. Sehingga pihaknya akan menghentikan proses penyelidikan. “Pihak keluarga menerima meninggalnya dua santri itu. Dan ini kan tidak ada tersangkanya. Jadi mau dilanjutkan bagaimana, jadi intinya penyelidikan kami berhentikan,” tegasnya.
Sekadar informasi, selain dua santri yang meninggal, ada dua orang santri lainya yang ikut membantu korban, yaitu Rizal (22) asal Pontianak, Kalimantan, dan Abdullah (18) asal Desa Birem, Kecamatan Tambelangan. Saat ini kondisinya kritis dan harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sampang.
Pengakuan Rizal, korban yang selamat, kejadian tersebut bermula saat mereka hendak melaksanakan piket bersih-bersih pukul 08.30 Wib. Sementara dirinya bersama tiga orang lainya memiliki tugas untuk menguras sumur dengan memasukkan pompa air ke dalam sumur. Setelah mesin pompa dimatikan, Fathor dan Mas’udi berada di dasar sumur dan berteriak minta tolong, maka saya juga ikut masuk ke dasar sumur, tapi kepala saya justru ikut pusing.
“Karena kami bertiga di dalam sumur, maka Abdullah juga nyusul, akan tetapi juga mual-mual, tapi berhasil membawa teman kami ke atas. Tapi sayang Mas’udi dan Fathor pingsan dan meninggal, sedangkan Abdullah di bawa ke RSUD Sampang karena kritis,” ucapnya.
Kepala Puskesmas Tambelangan Moh Romzah saat dikonfirmasi, menyatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan tim medis, semua korban mengalami kekurangan oksigen. Terlebih juga ditengarai adanya gangguan asap pompa air di dalam sumur sedalam 40 meter tersebut.
“Semua korban mengalami kekurangan oksigen gejalanya sama yaitu, pusing, mual dan sesak nafas. Akan tetapi nyawa Mas’udi dan Fathor tak terselamatkan karena berada di dalam sumur sejak awal,” jelasnya.
(MUHLIS/LUM)