
BANGKALAN, koranmadura.com – Swasembada garam menjadi program Kementerian Kelautan dan Perikanan sulit terealisasi karena daerah belum mampu memproduksi sesuai target yang dibebankan oleh pemerintah pusat.
Di Kabupaten Bangkalan, target produksi garam mencapai 17 ribu ton. Padahal kebutuhan garam hanya 2 ribu ton per tahun. Minimal target itu harus tercapai 50 persen. Target itu sulit terpenuhi karena alat bantuan produksi tak dikirim ke daerah.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), Hadari berdalih target yang dibebankan tak mampu dipenuhi karena dipengaruhi alat produksi yang dijanjikan pemerintah pusat sampai saat ini tak kunjung datang. Dengan waktu dua bulan tidak memungkinkan target nasional 17 ton bisa dipenuhi.
”Kabupaten Bangkalan ini bukan sentra produksi garam, tapi hanya sebagai penyanggah saja. Kami ditarget 17 ribu ton dari produksi garam nasional,” ungkapnya.
Untuk mewujudkan swasembada garam ini, pemerintah pusat telah berjanji kepada pemerintah daerah akan menyumbang peralatan produksi. Bantuan peralatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan produksi dan kualitas garam. Namun, hingga saat ini belum bisa dipenuhi oleh pemerintah pusat.
Dalam memproduksi garam ini, pihaknya hanya mampu menyumbang ke nasional sebanyak 0,54 persen, ke Jatim 1,6 persen, dan ke Madura 2,4 persen. Dengan sisa waktu dua bulan untuk memproduksi garam ini, tidak mungkin bisa mencapai target produksi yang telah ditargetkan oleh pemerintah pusat.
”Kenyataannya sampai saat ini bantuan peralatan yang dijanjikan itu belum datang. Padahal untuk memproduksi garam sudah tinggal 2 bulan lagi. Tentunya, kami tidak bisa berbuat banyak,” ungkapnya.
(MOH RIDWAN/RAH)