
PROBOLINGGO, koranmadura.com – Ketersedian air untuk lahan pertanian memang menjadi faktor utama untuk mendapatkan panen yang maksimal. Apalagi dimusim kemaraun ketersedian air sangat minim. Dengan kondisi itu, petani kentang belum bisa menanamnya dan mereka menunggu musim hujan turun.
Salah satu petani kentang asal Desa Sukapura Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo Asmat (32), mengatakan, saat ini petani kentang yang ada di daerahnya belum memulai melakukan penanaman kentang, karena ketersedian air dinilai sangat kurang. Bahkan dinilai sudah tidak ada untuk pertanian.
“Kami masih menunggu turunnya hujan untuk melakukan penanaman bibit kentang,” terangnya kepada wartawan, Rabu (8/10).
Ia mengatakan, jika petani memaksakan melakukan penanaman bibit kentang saat ini, maka petani sangat khawatir dengan resiko kematian bibit yang dinilai sangat besar. Apalagi untuk mendapatkan bibit kentang sangat sulit diperoleh petani.“Jika sudah kekurangan bibit, petani harus membelinya keluar daerah,”tandas Asmat.
Asmat mengaku, di wilayah Sukapura memang kentang menjadi tanaman utama dilahan pertanian. Daerahnya dinilai sangat cocok untuk jenis tanaman kentang.”Sukapura memang merupakan daerah di dataran tinggi. Sedangkan kentang membutuhkan suhu dingin untuk bisa tumbuh dan berkembang baik,”katanya.
Petani lainnya, Samsul (38), mengatakan, untuk saat ini sebelum melakukan penanaman bibit. Hanya saja petani mulai menggarap lahan pertaniannya. Diantaranya mencangkul lahan yang akan ditanaminya.
“Kalau lahan sudah mulai dikeringkan dengan cara tanam dicangkul, saat tanam nanti kentang yang ditanamnya bisa tumbuh subur,” jelasnya.
Dirinya mengaku dalam bertani kentang hanya memiliki lahan yang relatif tidak begitu lebar. Pembiayan untuk tanam kentang membutuhkan biaya sebesar Rp 20 juta.
“Biaya itu sudah termasuk pembelian bibit dan biaya perawatan, Jika beruntung dalam waktu 3 bulan, omset yang diperolehnya bisa mencapai Rp 40-50 juta. Dan dikurangi modal tanam petani masih bisa untung sekitar Rp 20-30 juta dalam satu musim tanam,” tegas Samsul.
Selain itu, upaya pengolahan lahan yang dilakukan kalangan petani harus dikerjakan secara matang. Samsul mengaku kematangan pengolahan lahan akan mempengaruhi terhadap tingkat kesuburan tanaman yang akan tumbuh.“Kalau lahan dikelola dengan baik, maka hasil panen akan lebih maksimal,”terangnya.
Proses pengolahan lahan biasanya petani melakukan pengeringan tanah kurang lebih dua hingga tiga bulan. Pola pengeringan tersebut untuk memberikan dampak positif terhadap kesuburan pada bibit saat ditanam.
Tidak hanya pola pengeringan yang dilakukan petani, tapi perlu juga menjaga kestabilan tanah untuk tanaman berikutnya. Saat ini sudah mulai memasuki puncak musim kemarau. Dipastikan dalam pertengahan November mendatang hujan sudah mulai dirasakan petani.
“Petani sudah mengelola lahan pertaniannya untuk mempersiapkan musim tanam kentang agar hasilnya maksimal,”papar Samsul.
(MAHFUD HIDAYATULLAH)