SUMENEP, koranmadura.com – Meskipun sudah berlangsung selama tiga tahun, proses pembangunan Rumah Sakit Pratama di Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, masih belum terealisasi secara sempurna. Anggota DPRD Sumenep mempertanyakan keseriusahan pemerintah.
Anggota DPRD Sumenep Moh. Imran mengatakan, rencana perubahan status dari pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) menjadi Rumah Sakit Pratama dinilai hanya wacana pemerintah yang tak berarti. “Kalau memang pemerintah daerah serius, rencana itu sudah terealisasi. Karena rencana itu sudah diwacanakan sejak tiga tahun yang lalu,” katanya.
Legislator asal Pulau Kangean itu mengatakan, wacana perubahan status tersebut sangat didambakan oleh masyarakat kepulauan. Sebab, dengan adanya perubahan status tersebut, diyakini bisa memperbaiki pelayanan yang ada. Pasalnya, hingga saat ini pelayanan kesehatan di puskesmas belum maksimal. Salah satunya petugas puskesmas saat melayani pasien terkesan tebang pilih.
Selain itu, kinerja petugas dinilai lemban saat melayani pasien. Bahkan jika tidak mempunyai orang dekat, pasien tidak langsung dilayani meskipun dalam kondisi kritis. ”Yang sangat kami sesalkan, kepala dan dokternya selalu tidak ada di kantor saat jam kerja,” ungkpanya.
Menurutnya, yang menjadi keluhan warga soal pengadaan obat-obatan yang dinilai kurang memadai. Sebab, berdasarkan informasi yang diterimanya, obat-obatan yang dikirim oleh Dinas Kesehatah (Dinkes) ke Puskesmas Arjasa, setiap tahunnya tidak ada perubahan. Sedangkan penyakit di daerahnya setiap saat selalu mengalami peningkatan.
Oleh sebab itu, pihaknya selaku wakil rakyat meminta agar realisasi perubahan status tersebut segera dilakukan. ”Jika memang masih ada kendala, kami memaklumi, namun pelayanan bisa ditingkatkan kembali,” ungkpanya.
Kepala Dinkes Sumenep A. Fatoni mengatakan, Pemkab tengah berupaya mencari anggaran ke pemerintah pusat untuk pembangunan rumah sakit tersebut, karena dana yang dibutuhkan tidak kurang dari Rp50 miliar. ”Ini tidak semudah membalikkan talapak tangan, tapi harus dilakukan secara bertahap,” katanya.
Saat ini pemerintah daerah tengah mengupayakan agar rencana tersebut dalam waktu singkat bisa terealisasi. Salah satunya dengan memenuhi fasilitas yang nantinya akan menjadi persyaratan untuk mengubah status tersebut.
Saat ini di puskemas tersebut terdapat tiga dokter umum, satu dokter gigi, serta sejumlah perawat senior yang bertugas di Puskesmas Arjasa Pulau Kangean itu. ”Untuk dokter spesialisnya masih sekolah, nanti akan dikirim juga ke sana,” imbuhnya.
Untuk tahun ini, Dinas Kesehatan mengucurkan dana sebesar Rp 2 miliar untuk pembangunan ICU dan ruangan gawat darurat. ”Ini belum lagi alat-alat medis, termasuk laboratorium, dan sejenisnya, Jadi harus bersabar,” tukasnya.
(JUNAIDI/MK)