PAMEKASAN, koranmadura.com – Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) KabupatenPamekasan, Ismail menilai tes urine yang dilakukan oleh Badan Narkotika Kabupaten (BNK) kabupaten setempat terhadap salah satu Sekolah Menengah Kejuruan di Kecamatan Pasean beberapa bulan yang lalu kurang efektif karena hanya dilakukan terhadap beberapa pelajar saja sebagai sampel. Seharusnya, menurutnya, tes urine terhadap pelajar itu dilakukan secara menyeluruh agar lebih meyakinkan benar-benar tidak ada pelajar yang terlibat narkoba.
“Yang kami ketahui, pelaksanaan tes urine itu hanya dilakukan hanya beberapa siswa saja. cara seperti ini kurang efektif,” kata Ismail, Senin (2/11).
Tidak menutup kemungkinan banyak siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) terlibat narkoba janis sabu-sabu, ganja, dan sejenisnya, karena pelajar di perkotaan hingga pedesaan memang menjadi target jaringan barang haram tersebut.
“Peredaran narkoba itu tidak hanya terjadi di perkotaan saja, tetapi sasarannya saat ini siswa dan pemuda pedesaan. Sehingga ini harus diperhatikan betul oleh BNK dan pihak yang berwenang, termasuk kepolisian,” tuturnya.
Oleh karena itu, Komisi I menyarankan BNK, selaku penyelenggara tes urine melakukan tes urine itu secara menyeluruh, sekalipun memakan waktu yang cukup lama, guna memastikan anak didik di Kota Gerbang Salam ini positif narkoba atau tidak. “Kalau hanya mengambil sampel saja, saya kira kurang efektif,” ujarnya.
Ketua BNK Pamekasan, Kholil Asyari membenarkan pelaksanaan tes urine kepada siswa hanya sebatas pemgambilan sampel dan tidak bisa dilakukan secara menyeluruh karena siswa yang ada terlalu banyak. “Sementara ini hanya SMK Pasean yang sudah dilakukan tes urine,” kata Kholil Asy’ari.
Pria yang saat ini juga menjabat Wakil Bupati Pamekasan itu menjelaskan, saat ini BNK menunggu kabar dari pihak sekolah terkait kesiapannya melakukan tes urine kepada anak didiknya. Waktu pelaksanaan tes tersebut dipasrahkan langsung kepada pihak sekolah.
“Kami sudah mendatangi sejumlah SLTA dalam rangka membentuk satuan tugas sekaligus menanyakan kapan kesiapan sekolah bisa melaksanakan tes urine. Namun hingga detik ini belum ada kabar ke BNK,” ucapnya.
Ketika disnggung hasil tes urine siswa SMK Pasean, Khilil mengatakan hingga detik ini belum turun dari tim yang melakukan tes urine tersebut. “Hasilnya belum diketahui apakah positif atau negatif. Jika nanti ada yang diketahui positif narkoba akan diproses lebih lanjut dan kami akan koordinasi dengan pihak kepolisian sebelum memproses,” kata orang nomer dua di Kabupaten Pamekasan ini.
Mantan Ketua DPRD ini berharap kepada semua lapisan masyarakat, orang tua siswa, dan pihak sekolah berperan aktiff memberikan pencerahan kepada siswa terkait dampak mengonsumsi narkoba.
“Pelaksanaan tes urine akan terus berlanjut hingga semua sekolah yang ada di Pamekasan melakukan tes urine,” paparnya.
(RIDWAN/RAH)