BANGKALAN, koranmadura.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, meminta masyarakat di tiga kecamatan, Kecamatan Burneh, Socah, dan Kecamatan Kota Bangkalan, agar mewaspadai sapuan angin puting beliung pada awal musim hujan.
Kepala BPDB Bangkalan Wahid Hidayat mengatakan berdasarkan catatan pihaknya, tiga kecamatan itu paling rawan dilewati angin puting beliung. “Sejumlah desa di Kecamatan Galis dan Tanah Merah juga rawan puting beliung, harus waspada,” kata dia, Jumat (13/11).
Selain puting beliung, Wahid juga meminta warga mewaspadai petir dan halilintar. Kata dia, saat awal musim penghujan biasanya kilatan petir dan halilintar terjadi terus menerus. “Tapi menurut data BMKG, hujan di jatim belum merata, hujan turun sporadis dan insidentil,” ujar dia.
Sementara itu, akibat hujan deras disertai angin kencang dan petir yang melanda Kabupaten Bangkalan pada Kamis, 12 November kemarin, menyebabkan 4 petani di Desa Langkap, Kecamatan Burneh, disambar petir saat berteduh di sebuah gubuk di tengah pesawahan.
Tiga petani tewas dalam musibah tersebut dan satu petani selamat dan saat ini tengah menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Korban tewas masing-masing bernama Yulaiha, 45 tahun, Tinglan, 47 tahun dan Umar, 47 tahun. “Korban selamat atas nama Meskan, 65 tahun,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal, Kepolisian Resor Bangkalan, Ajun Komisaris Andi Purnomo, Jumat (13/11).
Peristiwa nahas itu, kata Andi, terjadi pada Kamis petang, 12 November 2015 lalu. Saat itu, keempat petani itu sedang menggarap lahan untuk bercocok tanam. Karena hujan disertai angin kencang tiba-tiba turun, ke empatnya berteduh di sebuah gubuk yang memang sudah ada di sekitar lahan mereka.
Saat itulah, petir menyambar gubuk dan mengenai petani yang berteduh di dalamnya. Ibarat terkena setrum tegangan tinggi, kata Andi, seluruh korban menderita luka bakar di badan. “Keluarga sudah ikhlas karena memang musibah,” ungkap dia.
(ALMUSTAFA/RAH)