PROBOLINGGO, koranmadura.com – Meski gunung bromo terus melontarkan abu vulkanik, namun aktivitas warga di dusun Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, yang hanya berjarak tiga kilo meter, sejauh ini belum terganggu.
Hingga pada Minggu siang ini, asap berwarna kelabu kecoklatan, terus membumbung tinggi dengan ketinggian sekitar 400 sampai 600 meter dari bibir kawah, mengarah ke barat laut. Sedangkan gempa tremor menerus yang terekam seismograph di kisaran 3 sampai 26 mili meter dengan dominan 7 mili meter.
Pengamatan seismik dari tremor amax terus meningkat jika dibandingkan sebelumnya. Berdasarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Pos Pengamatan Gunung Bromo, jika sebelumnya tremor amax 3-22 mm dominan 5 mm pada Sabtu (12/12) pukul 06.00-12.00 WIB, maka telah meningkat menjadi 1.500 meter di atas puncak Gunung Bromo.
“Asap kelabu tebal ke arah Barat-Barat Laut, akibatnya Bandara Abdurrachman Saleh Malang ditutup lagi hingga Senin (14/12). Apakah akan dibuka atau ditutup kembali di sesuaikan dengan kondisi sebaran asap Gunung Bromo,”ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas, Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, Senin (14/12).
Terkait dengan meningkatnya aktivitas Gunung Bromo, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan, rencana kontijensi menghadapi erupsi segera diselesaikan. Rencana Kontijensi (Rekon) di lima kabupaten/kota yang berada di Gunung Bromo, yaitu Probolingg, Malang, Pasuruan, Lumajang dan Kota Malang.
Rapat koordinasi kesiapsiagaan erupsi Gunung Bromo telah digelar pada Selasa (8/12) yang lalu diikuti Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri, dan lain-lainnya.
“Pemerintah Kabupaten Probolinggo sudah cukup siap menghadapi kemungkinan eruspi Gunung Bromo. Rambu-rambu peringatan, jalur evakuasi, titik kumpul dan lain-lainnya telah dipasang. Menyiapkan posko lapangan di Kecamatan Sumber dan Kecamatan Sukapura. Sesoialisasi terus ditingkatkan dan disiapkan gladi lapang,”katanya.
Tak hanya itu, Pembkab Probolinggo menyiapkan anggaran siap pakai sebesar Rp.2,5 Milyar. Kendala yang dihadapi adalah infrastruktur jalan untuk jalur evakuasi yang belum memadai. Belum optimalnya jaringan komunikasi yang menghubungkan wilayah-wilayah yang terdampak.
Di wilayah Kabupaten Lumajang, sosialisasi kepada masyarakat terus dilakukaan, termasuk menyiapkan masker sebnyak 25.000 lembar dari kebutuhan 65.000 lembar. Sedangkan di wilayah Kabupaten Malang rencana kontijensi sudah final dan proses legalisasi pemerintah daerah.
“Masyarakat dihimbau tetap tenang, belum perlu ada pengungsian. Tipe eruspi Gunung Bromo adalah strombolian. Berdasarkan sejarah letusannya tidak ada eruspi yang besar,”papar Sutopo Purwo Nugroho.
(M. HISBULLAH HUDA)