
PROBOLINGGO, koranmadura.com – Kecelakaan lalu lintas (Lakalantas) di wilayah hukum Polres Probolinggo Kota kian jadi momok menakutkan. Sebab, dalam kurun waktu Januari sampai pertengahan bulan Desember 2015 ini sudah terdapat empat puluh satu pengendara meregang nyawa di jalan. Penyebabnya terbilang cukup sepele, yakni faktor kelalaian dari pengendara itu sendiri.
Kasatlantas Polres Kota, AKP Sa’adun, mengatakan, angka lakalantas tersebut bila dibandingkan tahun 2014 lalu menunjukan ada tren peningkatan yang cukup signifikan. Meski demikian, angka itu masih terbilang cukup tinggi. “Pada dasarnya, kami ingin angka lakalantas ini dapat terus ditekan setiap tahunnya,” tuturnya, kepada wartawan, Rabu (16/12).
Diakui, lakalantas pada dasarnya memang tidak bisa hapus. Tapi masyarakat dapat berupaya menghindari itu dengan cara tertib berlalu lintas. Satlantas juga berupara terus mengurangi, misalnya dengan aktif menggalakkan tertib berkendara. “Banyak lakalantas itu asal muasalnya dari adanya pelanggaran,” sebut AKP. Sa’adun.
Kesadaran masyarakat untuk mengutamakan keselamatan, kata AKP. Sa’adun, kunci untuk menekan angka lakalantas setiap tahunnya. Jika masyarakat sadar keselamatan, maka aturan tertib berlalulintas secara bertahap akan disosialisasikan kepada setiap pengendara. “Kalau dua hal itu sudah dilakukan, kita serahkan kepada yang maha kuasa,”tandasnya.
Meski demikian, tertib berlalulintas bukan untuk kepentingan polisi saja, tapi untuk kepentingan seluruh masyarakat, pengendara, pejalan kaki dan pengguna jalan lainnya.
“Yang harus dipahami masyarakat, penindakan seperti penilangan yang dilakukan Satlantas bukan untuk kepentingan apapun, tapi itu untuk kepentingan keselamatan pengendara itu sendiri,”ucap AKP. Sa’adun.
Dari data yang dihimpun Satlantas Polres Probolinggo Kota, kata AKP Sa’adun, kendaraan yang paling banyak terlibat lakalantas yakni kendaraan roda dua (R2). Laka lantas tahun 2015 mulai Januari – 8 Desember 2015 jumlahnya sudah mencapai 283 kasus, dengan rincian korban meninggal dunia (MD) 41 orang, korban luka berat (LB) 5 orang, korban luka ringan (LR) 443 orang, dan kerugian material (KM) mencapai dua ratus tiga puluh lima juta empat ratus ribu rupiah.
Sedangkan tahun 2014, tercatat sebanyak 234 kasus. Dengan rincian korban meninggal dunia (MD) 39 orang, luka berat (LB) 3 orang, luka ringan (LR) 339 orang dan kerugian material sebesar dua ratus lima puluh dua juta seratus lima puluh ribu rupiah.
Selain itu, korban laka lantas berdasarkan usia 0 -9 tahun sebanyak 18 orang, usia 10-15 tahun 37 orang, usia 16 -30 tahun 159 orang, usia 31- 40 tahun 118 orang, usia 41-50 tahun 85 orang, dan korban laka lantas usia 51 tahun keatas mencapai 72 orang.
Begitu juga, profesi pelaku lantas dari PNS 7 orang, karyawan swasta 237 orang, pelajar 25 orang, mahasiswa 4 orang, dan pengemudi 5 orang.
“Korban kecelakaan lalu lintas di jalan raya berdasarkan usia di dominasi oleh korban berusia 16 -30 tahun, usia 31- 40 tahun, dan usia 41-50 tahun. Pelaku laka lantas terbanyak karyawan swasta dan pelajar,”tegasnya.
Untuk lakalantas tabrak lari mulai sebanyak 5 kasus, dengan rincian meninggal dunia (MD) 3 orang, luka ringan (LR) 3 orang, dan kerugian material (KM) sebesar empat ratus ribu rupiah. Kemudian kasus laka lantas tunggal terjadi 13 kali, meninggal dunia (MD) 2 orang, luka ringan (LR) 28 orang, dan kerugian material sebesar dua pupuh tiga juta lima ratus ribu rupiah.
Kendaraan bermotor yang terlibat laka lantas di jalan raya, dengan rincian sepeda motor 362 unit, mobil penumpang 32 unit, mobil beban/barang 69 unit, bus 15 unit, dan kendaraan khusus ada satu kasus.
“Dari data lakalantas yang ada, faktor kelalain pengemudi, tidak fokus dalam berkendara dan menggunakan telpon genggam adalah yang paling dominan. Daerah paling rawan, yakni di Jalan,”sebut AKP.Sa’adun.
Dijelaskan AKP. Sa’adun, upaya yang dilakukan untuk menekan angka lakalantas seperti aktif melakukan sosialiasi kepada seluruh pengguna jalan, memasang baliho dan spanduk untuk menginggatkan pengendara. “Selain itu, setiap pagi melalui radio, kami juga rutin menyampaikan daerah rawan lakalantas,”akunya.
Dia menambahkan, langkah preventif untuk menekan angka lakalantas di Kutim yakni melakasanakan operasi Zebra. Operasi ini akan mengedepankan penindakan bagi para pengendara yang melanggar.“Yang akan kami tindak adalah para pengendara yang melanggar dan berpotensi mengakibatkan lakalantas,”imbuh AKP.Sa’adun.
Meningkatnya jumlah laka lantas ditahun 2015, lanjut AKP.Sa’adun, penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas dijalan raya karena tidak adanya kesadaran masyarakat pengguna jalan untuk tertib berlalu lintas, dan mentaati aturan lalu lintas, sementara jumlah kendaraan bermotor R2 maupun R4 tiap hari selalu bertambah.
“Kecalakaan lalu lintas bisa terjadi salah satu penyebabnya adanya pelanggaran aturan oleh pengguna jalan. Kalau mau tertib berlalu lintas, pastinya mentaati aturan dan UU Lalulintas. Kami yakin kecelakaan lalu lintas dijalan bisa dihindari,”paparnya.
(M. HISBULLAH HUDA)