
PAMEKASAN | koranmadura.com – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pamekasan mulai kesal dengan sikap Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Diskop-UKM) setempat yang tak kunjung memfungsikan bangunan tempat relokasi PKL yang berada di eks. Stasiun KA di Jl Trunojoyo. Sesuai perencanaannya lokasi ini akan diperuntukkan bagi PKL yang saat ini mangkal di Bundaran Arek Lancor (Arlan) dan Sedangdang.
Ketua Komisi II DPRD Pamekasan, Hosnan Achmadi mengatakan tujuan pembangunan los di eks. Stasiun KA itu untuk relokasi PKL. Namun kenyataannya bangunan tersebut saat ini diserbu oleh penjual batu akik sejak beberapa bulan lalu. Menurutnya, instansi terkait sudah membohongi publik khusunya PKL yang dijanjikan untuk menempati bangunan tersebut. “Tujuan awal, pembangunan los di eks. Stasiun KA itu untuk relokasi PKL, kok sekarang diserbu penjual batu akik. Kan aneh,” kata Hosnan Achmadi, Rabu (27/1).
Hosnan Achmadi menyatakan kecewa kepada Diskop-UKM yang tidak memfungsikan lokasi itu sebagaimana tujuan awal. Para PKL sudah menunggu lama selesainya pembangunan yang ada di Jl. Trunojoyo itu. Namun instansi terkait lebih peduli pada padagang batu akik. “Kami sangat kecewa kebijakan Dinas tekait yang tidak memihak kepada PKL. Apa lagi sebelum pambangunan itu ada, para PKL beroperasi di sana,” ungkapnya.
Dia menilai, upaya pemerintah untuk menyeterilkan jantung kota dari PKL percuma. Mengingat pembangunan yang menelan dana Rp 1 miliar dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) itu tidak difungsikan sebagaimana mestinya. “Kalau bangunan itu tidak difungsikan, PKL tetap akan kembali beroperasi sekalipun ditertibkan,” terangnya.
Selain itu, selama ini Diskop-UKM tidak kreatif membangunan ekonomi kerakyatan. Padahal jika lokasi itu difungsikan dengan baik akan berdampak besar pada Pendapatan Asli Daerah (PAD). Apalagi lokasinya sangat strategis. “Insyallah kalau dikelola dengan baik, lokasi ini akan memberi kontribusi besar pada pendapatan daerah. Cuma kalau pemanfaatannya tidak jelas akan berdampak negatif,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Diskop-UKM Pamekasan, Jon Yulianto mengakui bahwa bangunan di eks. Stasiun KA saat ini masih ditempati para penjual batu akik, namun itu akan segara berakhir. Menurutnya, para penjual batuk akik tersebut sedang menggelar pameran. “Mereka menempati lokasi itu hanya bersifat insidentil atau sementara, kebetulan beberapa bulan ini mereka menggelar pameran dan tempat itu sistem sewa,” kilahnya.
Jon sapaan akrabnya itu menuturkan lokasi akan ditempati PKL setelah pendataannya rampung dan saat ini masih akan dikoordinasikan dengan dinas terkait.
“Insyallah pertengahan Februari sudah bisa ditempati. Lokasi itu untuk PKL yang pernah menempati tempat itu sebelumnya dan juga ada etalase kuliner, jadi wisatawan bisa mampir menikmati kuliner Pamekasan,” jelasnya.
(RIDWAN/UZI/RAH)