
SUMENEP– Seperti tak lekang oleh zaman, geliat kesusastraan di Madura hingga kini masih terus “membara”. Geliat yang semacam itu mudah ditemukan di pesantren-pesantren Madura, khususnya di Kabupaten Sumenep.
Hal itu sebagaimana diakui oleh salah seorang penyair Madura, yang sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah, M. Faizi. Menurut dia, geliat sastra di Madura sampai saat ini masih sangat luar biasa. Terutama di pesantren-pesantren, khusunyanya di Kabupaten Sumenep.
amun, sambung penyair yang pernah menginjakkan kakinya di tanah Jerman itu untuk membacakan puisi itu, selama ini hal tersebut belum banyak tercover oleh media. Sehingga geliat kesusastraan di pesantren tak terlalu tampak.
“Tapi, bukti bahwa geliat kesusastraan di pesantren sangat luar biasa, mereka (para santri yang menyukai sastra tentunya, red.) selalu datang ketika ada acara-acara kesusastraan,” paparnya usai menjadi pembicara pada peluncuran buku “Ketam Ladam Rumah Ingatan” di Pendopo Agung Sumenep bersama Jamal D. Rahman, Sabtu (20/2).
Salah satu faktor geliat kesusastraan Madura masih luar biasa hingga saat ini, terutama di pesantren karena para santri dalam kesehariannya memang begitu akrab dengan syi’ir dan nadhaman.
Keberadaan figur sastrawan di pesantren juga menjadi faktor lain kenapa kesusatraan Madura sampai saat ini masih luar biasa. Bahkan, dia mengaku optimis kesusastraan akan terus bergeliat kalaupun figur sastrawan di pesantren tak ada. “Karena faktor kefiguran ini hanya salah satu dari sekian faktor,” tandasnya.
Mengenai geliat kesusastraan di Madura yang masih luar biasa itu diakui oleh Direktur Lembaga Seni dan Sastra (LSS) Reboeng, Nana Ernawati. Menurutnya, selama ini para penyair yang sering bercokol di media, baik cetak maupun online adalah orang Madura. “Itupun usianya relatif masih sangat muda,” paparnya.
Oleh karena itu, sambungnya Reboeng merasa tertarik untuk melihat lebih dekat geliat kesusastraan di Madura yang sangat luar biasa tesebut. “Kita ingin mengetahui lebih banyak, ada apa ini? Kenapa para penyair banyak lahir dari tanah Madura?,” tandasnya sembari dengna ekspresi heran. (ALIF/SOE)