PROBOLINGGO | koranmadura.com – Isak tangis mewarnai zikir dan doa bersama yang digelar jelang ujian nasional (UN) tingkat SMA di Kabupaten Probolinggo. Zikir dan doa bersama tersebut bertujuan mempersiapkan mental siswa dan meminta berkah pada Allah agar diberi kemudahan, kelancaran, dan ketenangan dalam menghadapi ujian yang akan digelar pada 4 sampai 7 April 2016 mendatang.
Acara yang diikuti ribuan siswa tersebut digelar di masjid Agung Ar-Raudlah, Kota Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Sabtu (27/3).
Zikir dan doa bersama yang dipandu oleh KH. Ali Mustofa, dari Malang, diikuti dengan khusyuk. Namun, saat dilantunkan ayat-ayat suci, para siswa langsung menangis, bahkan ada yang histeris.
Tak hanya siswa, para guru, orang tua pun tidak dapat membendung air mata saat siswa tersebut mendatangi dan mencium tangan mereka seraya memohon maaf agar kesalahan yang telah diperbuat selama tiga tahun menuntut ilmu di sekolah tersebut dapat dimaafkan.
Tak hanya itu, siswa tersebut juga memohon doa restu dari para guru agar mereka dapat menjawab soal-soal dengan benar dan lancar, agar lulus dengan nilai yang memuaskan. Selain lebih banyak meluangkan waktu untuk belajar dukungan moral, motivasi, dan do’a juga menjadi salah satu ikhtiar para siswa, dalam menghadapi ujian nasional mendatang.
“Saya yakin, melalui do’a bersama ini, semua akan berjalan dengan baik dan lancar saat UN tiba nanti. Asal kita tetap bersemangat belajar serta ridho dari orang tua. Saya tak kuasamenhan air mata saat mendengar dzikir, apa lagi di dampingi ibu saya,”ujar Nur Aini Umamah, salah satu siswi dari SMA Negeri 1 Kraksaan.
Senada dikatakan Ayu Dinda Sari, salah satu siswi dari Kecamatan Pakuniran, dengan adanya dzikir dan do’a bersama ini, dirinya sangat penuh keyakinan bahwa pada pelaksanaan UN nanti dirinya mampu mengerjakan soal dengan baik.
“Zikir dan doa bersama ini menguatkan mentalnya untuk menghadapi UN.
Saya tetap mengharapkan doa dan restu dari orangtua dan para guru, sehingga dapat menjawab soal-soal dengan benar dan lancar,”katanya.
Istighosah dan do’a bersama itu sendiri digelar pengurus cabang GP. Ansor Kota Kraksaan. “Puluhan ribu siswa dalam Istighosah, tujuannya adalah sebagai terapi hati bagi para siswa, agar lebih memantapkan niat dan cita-cita di masa depan,”jelas Taufiq, ketua GP Anshor Kota Kraksaan.
Taufiq mengatakan, dengan merenungkan seluruh perjalanan dari masa anak-anak hingga remaja lanjut Taufiq, menimbang antara perilaku dan hal negatif dengan sesuatu yang positif di masa lalu, sebagai bekal melangkah menuju pedidikan tinggi.
“Kegiatan terapi hati ini, diharapkan dapat memberikan motivasi kepada para siswa, agar dapat menentukan arah dan tujuan belajar yang sesuai dengan kemampuan mereka,”paparnya. (M. Hisbullah Huda)