PROBOLINGGO | koranmadura.com – Geliat perekonomian di Kota Probolinggo meningkat. Penginapan, resto, gerai cinderamata, mengalami peningkatan omzet. Hal tersebut, utamanya dipengaruhi saat gelaran Proliga beberapa waktu lalu. Kini untuk mengulang sukses, Pemkot berusaha mengulang lagi pada musim kompetisi tahun depan.
“Rencana tersebut tak semudah membalikkan telapak tangan. Sebab, saat akhir acara, panitia pusat sempat menyebut, “Jangan Probolinggo saja, kan masih ada kota lainnya”. Pernyataan tersebut diungkap, lantaran dua kali berturut-turut, Proliga diadakan di home base,”ujar Ketua Panita Proliga, Agus Effendi, kepada wartawan, Minggu (20/3).
Manager Mars Kota ini mengatakan, pihaknya berusaha membidik kontestan lain Proliga, untuk menggelar pertandingan di Kota Probolinggo. Apabila, pihak Samator mengalihkan lokasi pertandingannya.
Dari sisi akses keterjangkauan wilayah, Kota Probolinggo masuk dalam jalur strategis. Selain itu, fasilitas pendukung, seperti penginapan, hotel, restoran dan gedung olahraga dinilai sangat memadai.
“Nanti masih kami bicarakan lagi. Kalau Samator mengalihkan, kami minta kontestan lain. Namun, bukan tidak mungkin untuk Samator kembali menggelar di kota ini,”tandas Agus Effendi.
Selama gelaran Proliga beberapa waktu lalu, kata Agus Effendi, baik pemkot maupun masyarakat, panen pandapatan. Tanpa mengeluarkan biaya sepeserpun. Salah satu contoh, pendapatan penginapan.
“Dari 11 tim yang berkompetisi, rata-rata menyewa 12 kamar. Jika tiap kamar tarifnya sekira Rp. 250 ribu perhari, dikali 6 hari maka akan muncul total Rp. 6 juta. Kalikan saja 12 tim, sudah berapa pemasukannya. Itu baru estimasi kasar. Untuk jajan, makan dan minum tiap tim, kan tidak terhitung. Itu yang masuk ke masyarakat,”katanya.
Di sisi lain, untuk perijinan panitia, dana yang berhasil diraup berkisar antara Rp. 15 hingga Rp. 25 juta. Jumlah tersebut, termasuk porporasi tiket pertandingan. Sebagai catatan, tidak ada biaya APBD sepeserpun yang dikeluarkan pemkot.
“Keseluruhan, event proliga beberapa waktu lalu melibatkan Rp. 230 juta dana berputar. Termasuk di dalamnya, dana dari Samator selaku tim pemilik home bas, sekitar Rp. 55 – Rp. 60 juta. Alokasinya, untuk hotel dan makan tim raksasa asal Surabaya ini,”tutur pria yang menjabat Kabag Humas dan Protokol ini.
Agus Effendi menyebut, target utama diadakanya gelaran Proliga di Kota Probolinggo bukanlah penjualan tiket. Tetapi, agar event nasional ini mampu menggerakkan perekonomian masyarakat dalam lingkup luas.
“Yang penting, bagaimana perekonomian masyarakat berjalan dan ada tontonan berkualitas,”paparnya.
(M. Hisbullah Huda)