BANGKALAN | koranmadura.com – Target swasembada padi yang telah ditentukan oleh Dirjen Kementerian Pertanian untuk wilayah Bangkalan belum tercapai maksimal. Dari target 10 ribu hektare per Maret hanya mencapai 5.348 hektare karena air sangat sulit sehingga harus membutuhkan pompa khusus yang diletakkan di areal sawah.
Kepala Badan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur, Tri Sudarsono mengatakan, upaya mendukung swasembada padi Kementerian Pertanian melakukan percepatan panen dengan target-target yang telah ditentukan di beberapa daerah, termasuk Kabupaten Bangkalan. Namun, Bangkalan masih belum sesuai target.
“Di Bangkalan sudah ditentukan targetnya oleh Dirjen Kementerian. Hal itu dilakukan upaya mendukung swasembada padi. Namun, belum terpenuhi,” ujarnya, Minggu (27/3).
Hingga Maret, Bangkalan hanya memenuhi separuh lebih sedikit, yaitu sekitar 5.348. Ada banyak faktor yang melatar belakangi semua itu. Namun, yang paling dikeluhkan adalah curah hujan yang tak menentu sehingga mengakibatkan pada kesuburan air. Sebagian petani mengeluh karena tidak ada alat khusus untuk alternatif ketika menghadapi krisis air.
“Bangkalan belum memenuhi target dari Kementerian. Faktornya adalah kesulitan air. Sebagian petani juga demikian,” jelasnya.
Kementerian Pertanian akan mendistribusikan 15 pompa air yang akan disebar di wilayah Bangkalan. Berdasarkan permintaan dari petani yang membutuhkannya. Akan tetapi, alat tersebut tidak langsung didistribusikan kepada poktan atau Gapoktan, melainkan akan bekerjasama dengan Kodim setempat agar semuanya mendapatkan bagian secara mereta. Tidak hanya itu, pemerintah pusat akan mendistribusikan bantuan benih padi seberat 5 ton. Jenis padi yang akan diberikan kepada petani adalah Infari 4 yang mempunyai kekuatan hidup di lahan kering.
Sementara itu, Rasman (57), salah satu petani asal Burneh, mengaku sangat membutuhkan pompa tersebut. Selama beberapa bulan terakhir padi miliknya cukup baik. Dia khawatir jika kondisi cuaca tak menentu akan berakibat fatal pada kualitas padinya.
“Saya kemarin sudah lapor ke kepala desa untuk minta bantuan pompa air. Karena sekarang cuaca tidak menentu sehingga curah air juga sangat minim,” keluhnya. (YUSRON/ORI/RAH)