
SUMENEP | koranmadura.com – Harian Koran Madura menyelenggarakan Peluncuran dan Bedah Buku “Dialektika Rasa” yang ditulis mantan Pemimpin Redaksi Koran Madura Abrari Alzael, Senin (2/5) bertempat di salah satu kedai di Jl Trunojoyo.
Selain penulis, hadir dua pembedah, yaitu M. Mushthafa (Dekan Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Keislaman Annuqayah Guluk-Guluk) dan Ibnu Hajar (Budayawan Madura). Buku tersebut secara simbolik diluncurkan oleh Wakil Bupati Sumenep, Achmad Fauzi.
Dalam sambutannya, Wabup Fauzi mengatakan, secara sederhana bedah buku bisa diartikan sebagai suatu kegiatan mengulas secara ringkas satu buku yang ditulis penulisnya. Sehingga secara gamlang pula bisa merasa tertarik untuk membacanya.
“Dengan begitu, kegiatan seperti ini sebenarnya cara lain untuk menarik masyarakat kita agar senang membaca buku,” tukasnya.
Lebih dari itu, sambungnya, kegiatan tersebut juga dinilai sebagai salah satu cara mengajak masyarakat senang menulis. Karena yang menjadi peserta, sergahnya, bisa belajar langsung dari si penulis bagaimana cara menulis, dan apa motivasinya.
Mengenai sosok penulisnya, Bang Uji, sapaaan akrab Achmad Fauzi menilai Abrari sangat lihai menyulam pikirannya yang berdasarkan pengamatan sehari-hari menjadi kata-kata yang kemudian tersusun menjadi buku. Tulisan Abe, menurut Uji, renyah dan enak dibaca. Sehingga, membaca bukunya seolah menonton pertunjukan ludruk; merasa senang dan terhibur.

Uji mengungkapkan keinginannya untuk juga mengumpulkan seluruh tulisan yang sempat dia buat, teruma saat masih di Jakarta. “Saya juga tertarik untuk mengumpulkan semua tulisan saya selama di Jakarta,” imbuh lelaki yang juga pernah menjadi jurnalis itu.
“Buku ini enak dibaca karena menceritakan tentang apa yang dilihat penulisnya di lapangan, mulai sejak jadi jurnalis hingga berada di lingkaran kekuasaan,” kata Mushthafa, alumnus Universitas Utrecht Belanda dan Norwegian University of Science and Technology (NTNU) Norwegia.
Sementara Abrari berharap bukunya dapat menginspirasi banyak orang. Sehingga kehadiran buku Dialektika Rasa Catatan dari Pinggir di tengah-tengah masyarakat terasa keberadaannya.
“Bahwa di dalam buku ini sedikit agak nyinyir bagi yang mengaku pemilik kuasa di negeri ini yang kadang lupa pada orang-orang kecil yang menyebabkannya besar, itu hanya bentuk visualisasi sarkastik, dan perhatian dalam bentuk yang lain, yang menjadi bagian dari kasih saya kepada semesta ini,” kata dia sebagaimana ditulis dalam pengantar bukunya. (FATHOL ALIF/MK)