
SUMENEP | koranmadura.com – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumenep, geram mendengar dikembalikannya uang tebusan raskin tahun 2015 sebesar Rp 3,8 miliar dalam bentuk uang oleh Bulog Sumenep.
Anggota Komisi I DPRD Sumenep, Djoni Tunaidi menuding pihak Bulog telah membohongi masyarakat. Pada 24 Maret lalu, komisi yang membidangi hukum dan pemerintahan itu melakukan rapat dengar pendapat (hearing) dengan Bulog Pusat.
“Atas keluhan masyarakat itu, kami berangkat ke Bulog Pusat. Ingin mempertanyakan langsung alasan tidak menyalurkan raskin yang dibutuhkan oleh masyarakat. Alhamdulillah, di sana kami diterima dengan baik. Diterima dengan penuh kemitraan,” tuturnya, Kamis (19/5).
Waktu itu, pihaknya ditemui oleh Sekretaris Bulog RI beserta jajarannya. Termasuk di dalamnya kepala bidang yang membidangi raskin. “Waktu itu hari Kamis. Kata mereka (pihak Bulog), hari Senin sudah akan direalisasikan,” ujar Djoni.
Karena sudah ada pernyataan seperti itu dari pihak Bulog, pihaknya mengaku bersyukur. Karena tebusan raskin sebesar Rp 3,8 miliar tidak akan dikembalikan dalam bentuk uang, tapi dalam bentuk beras. Hal tersebut juga telah disampaikan kepada masyarakat bahwa usaha pihaknya bisa dikatakan 99 persen berhasil.
Namun begitu, Djoni mengaku terkejut ketika baru-baru ini ada kabar bahwa Bulog Sumenep ternyata mengembalikan uang tebusan raskin tahun 2015 yang mereka perjuangkan dalam bentuk uang. “Kalau seperti itu, berarti Bulog telah membohongi rakyat. Karena kami datang ke sana atas nama wakil rakyat,” tandasnya.
Oleh sebab itu, sudah ada wacana Komisi I DPRD Sumenep akan kembali mendatangi Bulog Pusat untuk minta pertanggungjawaban pihak Bulog atas apa yang telah pernah disampaikan.
“Insya Allah minggu depan kita berangkat ke sana (Bulog Pusat). Dan tak menutup kemungkinan, kami juga akan mendatangi Kemensos untuk mempertanyakan peran mereka,” pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Gudang Bulog Sumenep, Ainul Fatah mengungkapkan bahwa persoalan raskin tahun 2015 yang belum tersalurkan sebanyak 2.300 ton sudah selesai. Sebab uaang tebusan raskin sebesar Rp 3,8 miliar yang disimpan pihaknya di bank sudah dikembalikan kepada kepala desa. “Sekarang hanya tinggal sekitar 400 juta yang belum diambil kembali oleh kepala desa,” katanya beberapa waktu lalu. (FATHOL ALIF/MK)