BANGKALAN | koranmadura.com – Pernyaataan Camat Modung, Bangkalan, Madura, Lanang Ambara Muslim, saat menghadiri rapat P2KD di Desa Serabi Timur, beberapa hari lalu, bahwa LSM hanya suka mencari kesalahan orang dan sering keluar masuk hiburan malam di Surabaya mulai menimbulkan gejolak di antara sejumlah lembaga swadaya masyarakat.
Aktivis mengetahui pernyataan Camat Modung itu karena diekspose secara langsung di media sosial facebook oleh Shalih Fahri, 39, warga Serabi Timur yang menjadi saksi mata yang mendengarkan langsung komentar Camat Modung itu. ” Iya benar, hanya saja saat saya mau video sebagai alat bukti cerah lampu kurang mendukung. Bukan saya saja, bisa ditanyakan kepada warga di sana juga, ” ujarnya saat dihubungi via telpon seluler, Selasa (13/6).
Menurut Shalih Fahri, Lanang Ambara Muslim sudah lama menjabat Camat Modung. Saat ini sedang menangani 7 desa pada pilkades serentak gelombang dua mendatang. Selain itu, Shalih juga menegaskan bahwa dirinya siap mempertanggungjawabkan perbuatannya mengekspos pernyataan Camat Modun g itu di media dan medsos.
“Pak Lanang ini memang agak sedikit merasa digdaya. Masak dalam forum P2KD yang seharusnya membahas bagaimana caranya pilkades berjalan dengan aman, kok malah berstatemen yang memancing persoalan,” katanya.
Banyak aktivis LSM tidak enak dengan pernyataan Camat Modung itu. Di antaranya Ketua Jaka Jatim atau Ketua Cides, Mathur Husairi. Menurutnya, tidak tepat pejabat publik mengatakan demikian di ruang publik, sehingga baginya diibaratkan memancing dalam air yang keruh.
“Saya sebagai aktivis LSM ini menganggap sebagai kritik pedas. Akan tetapi, saya merasa Lanang sebagai pejabat pemkab tidak tepat mengeluarkan statement itu, karena itu bukan ruangnya,” ungkap Mathur.
Tidak hanya Mathur, Ketua LSM Madura Coruption Watch Syukur pun langsung angkat bicara. Syukur tidak mempersoalkan pencatutan nama LSM yang disebut oleh pihak camat. Namun, dirinya lebih ingin pencatutan itu diperjelas, karena LSM pun tidak tahan akan kritikan.
“Kalau ada LSM yang melakukan sedemikian silahkan ini diklarifikasi. Tapi saya atas nama LSM pun merasa terpanggil untuk menanyakan kepada yang bersangkutan, siapa yang memiliki aktivitas seperti itu, ” ujarnya.
Syakur meminta Camat Modung, Shalih Fahri, dan LSM-LSM harus bertemu mengklarifikasi LSM mana yang dimaksud oleh Camat Modung itu. “Saya bukan sok suci dan menjadi sok baik. Akan tetapi selama ini saya selalu mengatakan segala hal sebagai dasar perbaikan kita,” tuturnya.
Dia mengaku menghubungi Camat Modung tersebut melalui BBM-nya dengan mempertanyakan komentarnya yang dimuat medsos itu. Namun, pihak camat menjawab hal itu hanya dipelintir. Bahkan jawaban dari pihak camat sudah di share di medsos. “Spontannya, ia mengaku ‘pean tahu saya bos saya gak mungkin’ berkata seperti itu,” tutupnya.
Sementara Koran Madura menghubungi Camat Modung Lanang Ambara Muslim melalui SMS, namun tak mendapat tanggapan darinya. (YUSRON/RAH)