PAMEKASAN | koranmadura.com – Anggota Komisi II DPRD Pamekasan, Madura, Samsuri mengatakan pemerintah setempat harus memastikan daging yang beredar di wilayah tersebut aman, karena di bulan Ramadan kebutuhan masyarkat atas daging meningkat.
Menurutnya, Pemerintah Kabupaten (pemkab) Pamekasan harus melakukan langkah antisipasi peredaran daging tidak layak konsumsi, yang berbahaya bagi kesehatan. “Kami bukan berpikiran negatif terhadap pedagang daging sapi. Tapi, sebelum terjadi harus dicegah adanya daging sapi tidak sehat yang dioplos dengan daging yang sudah busuk, untuk memberikan jaminan keamanan pada konsumen yang merupakan masyarakat Pamekasan,” kata Samsuri.
Daerah-daerah yang mempunyai pengalaman buruk karena menemukan daging tidak layak konsumsi, pastinya sudah melakukan antisipasi agar tidak terjadi lagi. Agar pelakunya tidak ketahuan, maka kemungkinan mereka akan mencari pasar baru, termasuk menjadikan Pamekasan sebagai sasaran penjualan daging yang tidak layak konsumsi tersebut. Ancaman semacam ini harus diantisipasi oleh Pemkab melalui instansi terkait.
Politikus PKB ini lebih jaun menyatakan bahwa oknum pelaku penjual daging yang tidak bertanggung jawab, hanya mencari keuntungan dengan mengabaikan kesehatan orang lain itu. “Tidak hanya melakukan pengecekan di pasar saja. tapi mengawasi kemungkinan masuknya daging tidak layak dari luar daerah yang bisa-bisa beredar. Makanya Disnak (Dinas Peternakan) harus memantau aktif peredaran daging di pasaran,” ungkapnya.
Saat dikonfirmasi, Kepala Disnak Pamekasan, Bambang Prayogi mengatakan pihaknya sudah memikirkan hal tersebut sejak Ramadan belum datang. Agar seperti tahun-tahun sebelumnya. di Pamekasan tidak pernah ditemukan daging tidak layak konsumsi.
Dalam menghadapi Ramadan dan Idul Fitri 2016 ini, pihaknya telah menyusun tim khusus untuk memantau peredaran daging. Dalam tim tersebut ada sekitar 40 orang yang meliputi dari Disnak dan Dinas Kesehatan, yang bertugas mengawasi dan sosialisasi.
“Sasaran sosialisasi adalah masyarakat yang merupakan konsumen daging sapi. Yang diberikan pengetahuan bagaimana memilih daging, mulai dari warna dan bentuk daging saat dipegang. Jadi, aman saat dikonsumsi oleh keluarganya,” kata Bambang.
Rata-rata daging yang beredar di Pamekasan berasal dari sapi Pamekasan sendiri. Kendati demikian akan melakukan pengecekan di pasar-pasar. Jika ada warga yang menemukan daging yang dicurigai tidak layak konsumsi untuk segera melapor ke Disnak. “Agar kami bisa tindaklanjuti dengan mengirim petugas ke lokasi yang dilaporkan,” ungkapnya. (ALI SYAHRONI/RAH)