PROBOLINGGO | koranmadura.com – Peredaran vaksin palsu di Jakarta, menimbulkan kekhawatiran di wilayah lain di Indonesia. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Probolinggo, berupaya menekan kekhawatiran tersebut dengan melakukan inspeksi mendadak (Sidak) pelayanan kesehatan swasta, untuk mengantisipasi pengadaan vaksin mandiri.
“Tiga tim dari petugas Dinkes disebar. Setidaknya di sebelas pelayanan kesehatan swasta di Kota Probolinggo. Meliputi, tiga bidan praktek swasta, tiga Rumah sakit swasta, dan lima dokter anak swasta,”ujar Kepala Dinkes Kota Probolinggo, dr. Ninik Ira Wibawati, Kamis (30/6).
dr. Ninik Ira Wibawati mengatakan, sidak pelayanan ksehatan swasta guna mengetahui kualitas vaksin yang beredar di tempat tersebut, serta mengantisipasi masuknya vaksin palsu. Melalui jalur pengadaan vaksin mandiri oleh lembaga pelayanan kesehatan tersebut.
“Kami melakukan hal ini sebagai tindak lanjut pengecekan kualitas vaksin. Karena sangat bahaya sekali, jika vaksin palsu diberikan ke tubuh anak. Bukannya mendapat kekebalan tubuh, malah berpotensi sakit. Karena yang diberikan, hanya cairan infus biasa, buka virus yang dilemahkan seperti pada vaksin,” tandasnya.
Selain itu, resiko infeksi juga sangat besar, akibat dari injeksi vaksin palsu ke dalam tubuh. “Keadaan ini, jelas sangat merugikan konsumen. Baik dari segi ekonomis, maupun kesehatan,”ucap dr. Ninik Ira Wibawati.
Lokasi pertama bidikan tim menyasar rumah sakit Dharma Husada, yang terletak di jalan Soekarno Hatta. Disitu, petugas Dinkes memeriksa stok vaksin yang disimpan. Juga dilakukan pengecekan yang, dengan meneliti kemasan. Beberapa sample juga diambil, untuk kemudian dilakukan penelitian laboratorium.
Di Kota probolinggo sendiri, setidaknya tercatat 249 pelayan kesehatan, yang dapat memberikan vaksin. Meliputi, 218 posyandu yang tersebar diseluruh kota. 6 puskesmas, 1 rumah sakit umum daerah, 3 rumah sakit swasta, 3 bidan praktek swasta dan 5 dokter praktek anak swasta.
“Khusus untuk posyandu dan, puskesmas, dan RSUD, tidak kami lakukan pengecekan. Pasalnya, pasokan vaksin tempat tersebut, sudah pasti dari dinkes provinsi. Sebagai pemasok tunggal dari pemerintah pusat,” katanya.
Dikatakan wanita berhijab ini pula, setiap bulan pihaknya selalu membuat daftar konsumsi vaksin, serta jumlah pengajuan untuk bulan berikutnya. Selanjutnya, berdasarkan data tersebut, dinkes Provinsi mengirimkan vaksin sesuai yang tercantum. “Sejauh ini, tidak ada tanda-tanda vaksin palsu yang beredar di Kota Probolinggo,”sebut dr. Ninik Ira Wibawati.
Berbeda yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo, memberikan kepastian bahwa vaksin yang beredar di fasilitas pemerintah baik puskesmas maupun rumah sakit aman dan dijamin keasliannya.
“Masyarakat tidak perlu khawatir dengan kualitas vaksin yang diberikan oleh pemerintah. Vaksin yang digunakan dijamin aman dan terjamin kualitasnya. Mulai dari posyandu, puskesmas maupun rumah sakit semua vaksin asli,” tutur Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kabupaten Probolinggo Ari Suciati.
Ari Suciati mengatakan, tidak ada vaksin palsu di lembaga kesehatan pemerintah, yang dipalsukan adalah vaksin yang tidak dipakai pemerintah. Keaslian seluruh jenis vaksin ini dikarenakan program pemerintah menggandeng pabrikan dalam negeri Biofarma.
“Vaksin Biofarma tidak ada yang dipalsukan. Yang ada vaksin Biofarma hanya digunakan untuk oplosan pembuatan vaksin palsu produk impor yang harganya mahal. Dalam vaksin palsu ini, produk dari Biofarma dioplos dan dicampur dengan beberapa obat lain yang tidak sesuai dengan ketentuan. Sehingga menjadi vaksin palsu dan tidak terjamin kualitasnya,” tegasnya.
Sebagai tindak lanjut dari maraknya peredaran vaksin palsu ini jelas Ari Suciati, pihaknya akan tetap waspada dengan melakukan monitoring klinik dan rumah sakit non pemerintah.
“Kami akan mendata semua vaksin yang ada sebagai bentuk dari kewaspadaan vaksin palsu. Hal ini penting untuk masyarakat tetap percaya bahwa vaksin yang dipakai untuk program imunisasi wajib oleh Pemerintah adalah vaksin asli,”tutur Ari Suciati..
Ari Suciati menambahkan, susah untuk mengetahui produk asli dan palsu, memang harus melalui uji laboratorium.
“Secara kasat mata produk palsu dapat dibedakan dari bentuk kemasan yang lebih kasar, nomor batch yang tidak bisa terbaca jelas dan rubber stoper (tutup vial) ada perbedaan warna dari produk asli. Kami jamin vaksin dari pemerintah aman dan tidak dipalsukan,” paparnya. (M. HISBULLAH HUDA)