
BANGKALAN | koranmadura.com – Kepolisian Resor Bangkalan, Madura, Jawa Timur, menerjunkan satu peleton pasukan Dalmas ke Desa Tanjung Bumi, Kecamatan Tanjung Bumi, Senin (22/8). Pengiriman pasukan dilakukan menyusul beredarnya informasi akan digelar aksi unjuk rasa sekitar 1000-an massa ke Kantor Sekertariat Panitia Pemilihan Kepala Desa (P2KD) Desa Tanjung Bumi.
Kepala Bagian Humas Kepolisian Resor Bangkalan, Madura, Ajun Komisaris Bidarudin mengatakan ribuan massa itu berasal dari luar Tanjung Bumi seperti Desa Pekadan, Kecamatan Galis, Desa Dupok, Kecamatan Kokop, juga Desa Lembung dan Katol, Kecamatan Geger. Meski dari luar Tanjung Bumi, mereka datang untuk mendukung Dju’I, Calon Kepala Desa Tanjung Bumi yang digugurkan panitia. “Tapi unjuk rasa batal, setelah polisi dan tokoh masyarakat melobi Dju’I,” kata dia.
Menurut Bidarudin, informasi dari Satuan Intel Polres Bangkalan menyebut unjuk rasa awalnya diniatkan untuk menggagalkan acara penetapan nomor urut dan gambar calon kepada desa Tanjung Bumi yang digelar di Sekretariat P2KD. Dju’I kecewa karena namanya dicoret sebagai calon kades. Panitia menganggap Dju’I tidak memenuhi salah satu syarat yaitu tentang domisili. Dju’I dianggap belum layak karena lama tinggal di Arab Saudi menjadi TKI. “Berkat bantuan semua pihak, polisi bisa meyakinkan Dju’I agar menempuh jalur hukum untuk membatalkan pencoretan namanya,” ujar dia.
Meski unjuk rasa batal, Bidarudin melanjutkan pasukan Dalmas tetap diterjunkan untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk. “Alhamdulilah, penetapan nomor urut dan gambar cakades berjalan lancar,” ungkap dia.
Data Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Bangkalan menyebutkan Kabupaten Bangkalan akan menggelar Pemilihan Kepala Desa serentak pada Oktober mendatang. Pesta demokrasi tingkat desa yang menghabiskan anggaran kurang lebih Rp 8 miliar ini akan diikuti 142 desa yang tersebar di 18 kecamatan. (ALMUSTAFA/RAH)