SUMENEP, koranmadura.com – Selain di tegal dan pegunungan, masyarakat Kabupaten Sumenep juga biasa menanam tembakau di lahan persawahan. Namun, salah satu gudang tembakau di wilayah ini, yakni PT Gudang Garam (Tbk), enggan membeli tembakau sawah.
Wakil Kuasa Pembelian Tembakau PT. Gudang Garam di Desa Geddungan, Kecamatan Batuan, Freddy Kustianto, mengatakan gudang tidak membeli tembakau sawah karena sudah merupakan keinginan manajemen.
Freddy tak menampik jika masyarakat Sumenep pada umumnya tak hanya menanam tembakau di di tegal dan pegunungan. Tapi juga di areal persawahan. “Makanya tembakau itu ada istilahnya tembakau gunung, gunung-tegal, tegal dan sawah,” paparnya, Kamis (22 September 2016).
Menurutnya, kualitas tembakau musim ini menurutnya turun drastis dibanding musim sebelumnya. Dia meyakini hal itu tak lepas dari cuaca yang tak tentu (kemarau basah).
Kerusakan kualitas tembakau itu diklaim tak berpengaruh terhadap harga. Kecuali tembakau sawah yang memang tak dibeli PT. Gudang Garam. Sejak awal melakukan pembelian per 5 September lalu, harga tembakau berkisar Rp 25 sampai 40 ribu perkilo.
“Tapi per tanggal 14 sudah ada kenaikan. Harganya menjadi antara Rp 25 sampai 43 ribu per kilo. Jadi kalaupun kualitasnya rusak, tapi harganya tetap tinggi. Ini merupakan berkah bagi petani,” pungkasnya. (FATHOL ALIF/RAH)
