SAMPANG, koranmadura.com – Sebanyak 559 guru di Kabupaten Sampang, Jawa Timur belum sarjana, meski tahun ini pemerintah telah memberlakukan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang mengharuskan guru pendidik berijazah sarjana.
“Jumlah guru yang belum berijazah sarjana ini sesuai dengan hasil pendataan yang kami lakukan hingga semester pertama 2016,” kata Kepala Bidang Tenaga Pendidik pada Dinas Pendidikan (Disdik) Sampang Anwar Haryono di Sampang.
Sesuai ketentuan itu, guru yang belum berijazah sarjana sebenarnya tidak diperkenankan mengajar. Namun, hal itu di Sampang tidak berlaku, karena jumlah guru PNS terbatas, sedangkan lembaga pendidikan yang membutuhkan tenaga pendidikan semakin banyak, terutama sekolah swasta.
Ia menjelaskan Pemkab Sampang memang memiliki program untuk meningkatkan wawasan keilmuan guru, terutama yang belum berijazah sarjana dengan memberikan beasiswa kuliah.
“Tapi ‘kan jumlahnya setiap tahun terbatas. Jadi, tidak mungkin mereka bisa kami kuliahkan sekaligus,” katanya.
Jumlah guru di Kabupaten Sampang kini terdata sebanyak 8.273 orang, yang terdiri dari 348 pegawai negeri sipil (PNS) dan 7.925 tenaga sukarelawan dan honorer.
Dari jumlah itu, sebanyak 338 orang diantaranya telah lulus program sertifikasi guru.
Anwar Hartono menjelaskan untuk meningkatkan kualitas keilmuan guru, khususnya yang belum memiliki ijazah sarjana, maka pihaknya menggelar pelatihan profesi guru secara bertahap.
“Ada sebanyak 893 orang guru yang telah mengikuti pelatihan dan program ini akan terus berlanjut hingga semua guru, terutama yang belum sarjana mendapatkan pelatihan,” katanya, menjelaskan.
Masalah kualitas pendidikan guru di Kabupaten Sampang, Madura ini merupakan sebagian dari sejumlah persoalan dunia pendidikan di Kota Bahari itu. Persoalan lainnya adalah sarana dan prasarana pendidikan.
Data jumlah lembaga pendidikan di wilayah itu yang gedung sekolahnya membutuhkan perbaikan sebanyak 479 sekolah atau sebanyak 1.381 ruang kelas.
Dari jumlah itu sebanyak 426 orang diantaranya merupakan lembaga pendidikan tingkat dasar yakni Sekolah Dasar (SD) atau sebanyak 1.275 ruang kelas, dan 53 SMP atau sebanyak 106 ruang kelas.
Dari jumlah total sekolah rusak sebanyak 479 unit itu, sebanyak 118 unit diantara telah mendapatkan bantuan perbaikan dari pemerintah pusat. Dengan demikian, jumlah sekolah yang masih perlu diperbaiki sebanyak 361 sekolah.
“Jadi persoalan pendidikan di Sampang ini kompleks. Selain pendidikan guru, juga ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang belum memadai,” katanya, menjelaskan. ANTARA
