SUMENEP, koranmadura.com– Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Sumebep, Jawa Timur, menjadikan pendapa atau pendopo sebagai tempat untuk mempromosikan batik tulis khas daerah dan juga keris bagi wisatawan asing.
Sekitar 100 wisatawan manca negara berkunjung di Kota Sumekar, Senin (3 Oktober 2016). Saat berada di Kabupaten Ujung Timur Pulau Madura, mereka mengunjungi beberapa tempat, salah satunya Museum Kraton, Masjid Jamik, Kerapan Sapi di Lapangan Giling, dan Asta Tinggi. Baca: Wisatawan Asing Sebut Pelabuhan Kalianget Tak Refresentatif
Saat di pendopo, mereka diberi suguhan oleh Disbudparpora, seperti makanan ringan, saronen, batik, keris beserta pengrajinnya. Bahkan wisatawan itu disambut dengan musik tongtong ul daul yang dipersembahkan oleh siswa salah satu sekolah yang berada di Kabupaten Sumenep.
“Kami ingin para wisatawan menghabiskan uangnya di Sumenep,” kata Kepala Disbudparpora Sumenep, Sufiyanto, Senin (3 Oktober 2016).
Dikatakan, tujuan utama kedatangan wisatawan manca negara untuk meningkatkan perekonomian warga sumenep. Sehingga dalam kesempatan itu, Disbudparpora mendatangkan pengrajin keris dan pengrajin batik saat kedatangan para ratusan wisatawan asing tersebut.
Sayangnya, mantan Kabag Humas dan Protokoler Setkab Sumenep itu enggan membeberkan anggaran promosi wisata hingga manca negara itu.
“Kalau berbicara soal wisatawan jangan bicara soal PAD dan biaya promosi, ke kantor saja. Ini bukan cerdas cermat. Kalau cerdas cermat pasti kami jawab,”ujarnya.
Sementara yang menjual keris dan batik berasal darı paguyuban, Sofi berkeyakinan semua pengrajin batik maupun keris telah tercover oleh paguyuban. “Mana ada yang liar saat ini, semuanya sudah tercover oleh paguyuban,” tegasnya. (JUNAIDI/MK)
