SUMENEP, koranmadura.com- Perayaan hari jadi Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, ke 747 tampaknya membawa petaka bagi sejumlah masyarakat. Salah satunya, keluarga siswa yang terpilih sebagai penari yang bakal tampil pada prosesi hari jadi dan pawai budaya, Minggu, 30 Oktober 2016, besok.
Mereka mengeluhkan kurangnya simpati dari pemerintah daerah, salah satunya kostum yang bakal dipakai besok pagi harus ditanggung oleh para peserta. Padahal, Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Sumenep, telah menyediakan anggaran sebesar Rp700 juta. Anggaran yang bersumberkan dari APBD tahun 2016 itu dipergunakan untuk membiayai sebanyak 31 kegiatan termasuk pawai budaya.
“Sudah jelas ada anggarannya, tapi kenapa kok kostum penari masih dibebankan kepada peserta penari. Ini kan aneh, malah hari jadi tahun ini membawa petaka bagi masyarakat,” kata salah satu wali siswa Moh Hariri, Sabtu, 30 Oktober 2016, malam.
Menurutnya, bagi keluarga siswa sewa kostum dinilai memberatkan, karena sewa kostum sangat mahal. Informasinya, penari yang akan berlenggang berjumlah 190 penari. Itu semua merupakan siswa dan siswi yang telah lulus seleksi.
Sebelum tampil di panggung kehormatan, mereka sudah dilatih sejak beberapa waktu lalau, mualai dari siang hari hingga pagi hari mereka digodok untuk menari sesuai karakteristik keraton tempo dulu. Selain dilatih di markas yang disediakan, mereka langsung berlatih di Jalan Trunojoyo, depan Masjid Jamik yang merupakan tempat acara dihelat besok pagi sekitar Pukul 08.00 WIB.
“Tidak ada alasan tidak punya anggaran bagi pemerintah. Semuanya tercover di APBD setiap tahun. Kalau memang tidak ada anggarannya, mengapa perayaan didesain semeriah itu,” jelasnya.
Dikatakan, dirinya merasa bangga karena putranya telah terpilih sebagai penari dalam ajang bergengsi di Kabupaten Sumenep ini. Namun, dirinya sangat menyayangkan karena pemerintaj daerah terkesan tutup mata. Padahal, mereka telah rela mengorbankan kegiatan sehari termasuk meninggalkan kegiatan belajar mengajar (KBM).
Apalagi, mereka harus sudah standbay nanti pukul 02.00 dini hari nanti di tempat yang disepakati. Semua penari akan diberi mekup sebelum tampil. Sehingga, perwajahan mereka seperti penari tempo dulu semasa kerajaan. Sementara malam ini keluarga penari masih disibukkan untuknyiapkan kostum para penari.
“Prinsipnya kami bangga, tapi kalau seperti ini bisa memberi kesan yang kurang baik bagi masyarakat,” tegasnya.
Sayangnya, Kadisbudparpora Sumenep, Sufianto, belum bisa memberikan keterangan terkait hal itu. Saat dihubungi melalui sambungan telepon selulernya tidak merespon meskipun nada sambungnya terdengar aktif. (JUNAIDI).