SUMENEP, koranmadura.com – Pada musim ini petani garam di lingkungan Kabupaten Sumenep hanya mampu panen sebanyak dua sampai tiga kali. Sebabnya, kemarau basah. Mau tak mau, mereka harus mencari penghasilan lain.
Akibat hujan yang sering turun sejak beberapa hari terakhir, petani garam di Desa Pinggi Papas, Kecamatan Kalianget, sudah berhenti menggarap lahannya. Jika dipaksakan, bukan untung yang akan didapat, tapi rugi.
Baca: Musim Ini, Petani Garam Hanya Panen 3 Kali
Produksi Garam Menurun 80 Persen
Petani garam di Desa Pinggi Papas, H. Abdurrahman, mengungkapkan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, petani garam mau tak mau harus mulai memikirkan untuk mencari pekerjaan lain. Sebab pekerjaan kebanyakan masyarakat di desa tersebut bertani garam.
Jika cuaca normal, sambungnya, masyarakat tak perlu terlalu sibuk mencari pekerjaan di luar bertani garam. Karena dalam satu musim bisa panen sampai belasan kali. Sementara musim ini petani hanya bisa panen dua sampai tiga kali.
“Kalau musim normal, hasil panen dalam satu musim memungkinkan sebagai bekal selama musim penghujan. Artinya, kalaupun tidak cukup, tapi itu sedikit (kurangnya),” katanya, Rabu (12 Oktober 2016).
Pekerjaan lain yang ditekuni petani garam saat ini beternak ikan dengan memanfaatkan lahan garam miliknya. “Tapi itu hanya sebagian, tidak semua petani garam,” pungkasnya. (FATHOL ALIF/MK)
