SAMPANG, koranmadura.com – Ibu Husna dan Ibu Muslihah, dua warga pemakai kartu Jaminan keshatan Masyarakat (Jamkesmas) asal Desa Tlambah, Kecamatan Karang Penang, mengeluh atas pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sampang.
Informasi yang didapat, dua pasien itu harus merogoh uang saku untuk pembelian obat di luar persedian RSUD, masing-masing untuk ibu Husna sebesar Rp 17 ribu sedangkan Ibu Muslihah sebesar Rp 589 ribu.
Wafi Anas, salah satu keluarga yang ikut mendampingi mengaku kesal dengan pelayanan yang diberikan RSUD Sampang terhadap pasien yang harus mengeluarkan uang untuk pengobatannya meski menggunakan Jamkesmas. Tidak hanya itu, pelayanan bagi pengguna kartu itu seperti dianaktirikan.
“Masa pakai kartu jamkesmas masih bayar? Alasan obatnya kosong. Waktu melayani pasien jamkesmas tampak kasar,” akunya kepada koranmadura.com, Rabu (26 Oktober 2016).
Setahunya, jika obat yang dibutuhkan oleh pasien kosong, seharusnya digantikan dengan obat dengan kandungan sejenis. Bukan serta-merta oknum petugas memberikan resep obat untuk pembelian obat di luar RSUD.
“Berbagai macam obat yang disediakan oleh rumah sakit cuma satu jenis obat. Tidak mungkin kan,” tanyanya heran.
“Kami akan tuntut pihak RSUD karena telah memberikan pelayanan yang tidak wajar,” imbuhnya.
Sementara Humas RSUD Sampang, Yuliono, malah meminta pasien yang bersangkutan untuk mengklarifikasi persoalan yang terjadi untuk ditindaklanjuti kepada dokter yang menanganinya.
“Nanti suruh klarifikasi ke saya saja, biar saya tindak lanjuti ke dokternya,” ucapnya.
Disinggung apakah ada uang ganti, Yuliono mengaku uang yang dikeluarkan oleh pasien tidak bisa kembalikan. “Tidak bisa, tidak ada uang pengganti itu. Orangnya suruh ke saya saja dulu. Saya masih ada pertemuan,” kelitnya. (MUHLIS/RAH)
