SUMENEP, koranmadura.com – Mahasiswa Sumekar Raya (Mahasusrya) menilai Pemerintah Kabupaten Sumenep gagal “mengawinkan” seniman dan budayawan di lingkungan kabupaten paling timur Pulau Madura. Sehingga hal itu menjadi salah satu faktor tidak jelasnya icon budaya di daerah ini.
Baca: Mahasiswa Tuding Perhatian Pemkab pada Seni dan Budaya Minim
Kenakan Pakaian Tradisional, Mahasiswa Demo Pemkab
Koordinator Mahasurya, Bisri Gie, mengungkapkan, pemerintah tak saja minim memberi perhatian terhadap budaya dan seni di Kabupaten Sumenep, namun juga gagal menyatukan budayawan dan seniman.
“Ini merupakan bukti konkret bahwa pemerintah gagal. Bagaimana mungkin bisa mengembangkan seni dan budaya, jika menyatukan seniman dan budayawan sudah tidak bisa,” kata Bisri Gie, usai melakukan aksi teatrikal di depan Kantor Pemkab Sumenep, Jumat, 28 Oktober 2016.
Oleh sebab itu, dia meminta pemerintah kembali memediasi seniman dan budayawan agar seni dan budaya Sumenep dari tahun ke tahun terus mengalami perkembangan, atau minimal tidak semakin banyak budaya dan seni Sumenep yang hilang tergilas zaman. FATHOL ALIF/MK
