SUMENEP, koranmadura.com – Pemerintah (Pemkab) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, mengupayakan maayarakat di Giliyang, Kecamatan Dungkek, bisa menikmati penerangan listrik selama 24 jam.
“Akhir tahun kami upayakan di Giliyang listrik bisa nyala 24 jam,” kata Wakil Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, Senin, 22 Oktober 2016.
Giliyang merupakan salah satu wisata distinasi di kabupaten yang berada di kabupaten ujung timur Pulau Madua. Sebab, berdasarkan hasil penelitian, Pulau Giliyang memiliki konsentrasi oksigen sebesar 20,9% dengan level explosif limit (LEL) 0,5%.
Namun pembangunan infrastruktur di pulau yang memiliki luas 10 Km itu tidak hampir sama dengan sejumlah pulau yang lain. Misalnya, soal penerangan, masyarakat belum bisa menikmati aliran listrik selama 24 jam. Untuk penerangan Pemerintah Daerah hanya mampu membangun pembangkit tenaga surya (PLTS). Itupun hanya dipasang ditempat tertentu, seperti disekitar dermaga.
Belum terprogramnya penerangan meskipun hanya menggunakan pembangkit liatrik tenaga diesel (PLTD) karena keterbatasan anggaran. Bahkan, jika menggunakan jaringan bawah laut membutuhkan anggaran yang cukup brsar hingga mencapai ratusan miliar.
“Pemerintah telah menjalin komonikasi, baik dengan pihak PT PLN dan juga investor. Alhamdulillah upaya itu hampir final,” jelas Fauzi.
Ia mengarakan, ke depan pemerintah daerah terus mendorong semua masyarakat di kepulauan bisa menikmati penerangan selama 24 jam layaknya di daerah daratan saat ini.
“Tahu ini kami juga kami menggagas di Raas, jika tidak ada halangan tahun akhir tahun listrik bisa nyala 24 jam,” terangnya.
Manajer PT PLN Rayon Sumenep, Slamet ST membenarkan jika pemerintah telah menjalin komonikasi untuk pembangunan kelistrikan di Giliyang. “Tahun ini dalam proses,” tegasnya. (JUNAIDI)
