SUMENEP, koranmadura.com – Seorang kakek bernama Pak Mimah (72) di Dusun Batu Jaran, Desa Pragaan Daja, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep, tewas disambar petir, Rabu, 9 November 2016. Saat disambar petir, ia sedang memanjat pohon siwalan untuk mengambil nira.
Berdasarkan penuturan warga setempat, Nur Hayati, korban disambar petir tepat di punggung. Itu terbukti karena di punggung korban menghitam. Sesudah disambar petir, korban tidak langsung jatuh, tapi tubuh korban menempel atau bergantungan di batang pohon siwalan dengan posisi memanjat.
“Warga kerepotan menurunkan jenazah dari pohon siwalan,” tuturnya.
Nur melanjutkan, awalnya warga tidak memiliki cara menurunkan korban. Warga kemudian berinisiatif menurunkan jenazah menggunakan tali dan sarung. Proses menurunkan jenazah pun sangat sulit.
“Ada lima warga yang memanjat pohon siwalan untuk menurunkan jenazah. Sarung digunakan untuk membungkus jenazah, sedangkan tali dipakai untuk menurunkan jenazah secara perlahan,” ungkapnya.
Pak Mimah diketahui beristri dua kali. Dengan istri pertama yang sudah meninggal duluan memiliki tiga anak. Sedangkan dengan istri kedua memiliki empat orang anak. (RAH/MK)
