SUMENEP, koranmadura.com – Sejumpah warga Desa Beluk Kenek, Kecamatan Ambunten, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, melurug Sekretariat Panita Pemilihan Antar Waktu (PAW) Kepala Desa (Kades) Sumenep, Senin 21 November 2016 sekitar pukul 17.00 WIB.
Kedatangan mereka merupakan bentuk protes kepada panitia PAW yang dinilai tidak transparan dalam menentukan tokoh sebagai pemilih pada pelaksanaan pemilihan kades definitif. Sebab, penentuan tokoh dinilai tanpa melalui musyawarah dengan pihak rukun tetangga (RT) setempat.
“Kalau mekanismenya sudah tidak benar, pasti hasilnya pun tidak maksimal. Itu yang kami tuntut saat ini,” kata tokoh pemuda Desa Beluk Kenek Suriyanto, Senin, 21 November 2016.
Dikatakan, karena aspirasi massa yang jumlahnya mencapai ratusan tidak direspons oleh panitia, mereka bergegas mendatangi rumah ketua panita penyelenggaran panitia pilkades Jailani.
Di rumah Jailani, mereka meminta agar tokoh yang diajukan oleh kepala dusun dibeberkan. Namun, Jailani berdalih semua data itu masih ada di panitia.”Kami hanya ingin pelaksanaan PAW ini transparan. Kalau panitia tetap tertutup, maka panitia patut dicurigai ada main mata dengan salah satu calon,” tegasnya.
Sesuai Peraturan Bupati, penentuan PAW bakal dilaksanakan dengan cara pemilihan langsung. Namun, pemilihan itu diwakili oleh tokoh masyarakat, atau tokoh petani, atau tokoh pemuda, atau tokoh wanita atau tokoh nelayan atau tokoh yang lain.
Sementara penentuan tokoh itu dilakukan oleh kepala dusun. Jika jumlah penduduk di satu dusun di atas 300 warga, maka jumlah tokoh yang diajukan sebanyak 7 tokoh. Apabila jumlah penduduk dalam satu dusun di bawah 200 warga maka tokoh yang mempunyai hak pilih sebanyak 2 orang.
Di Desa Beluk Kenek terdapat tiga dusun dengan jumlah masyarakat di setiap dusun di atas 300 warga. Sehingga jumlah tokoh yang mempunyai hak pilih sebanyak 21 orang di tambah BPD lima orang. “Nama-nama 21 tokoh itu yang dirahasiakan oleh panitia. Makanya kami mendatangi sekretariat panitia,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana PAW Desa Beluk Kenek, Jailani mengatakan, selama ini panitia telah bekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku. “Tidak yang disembunyikan, semua tahapan sudah dilakukan dengan transparan,” katanya.
Dia membenarkan atas tindakan yang dilakukan oleh warga setempat. Bahkan, mereka akan mendatangi ke rumah kepala dusun, setelah mereka selesai mendatangi rumah dirinya. “Infonya begitu, tapi kami tidak tahu apa tunuan mereka. Karena penentuan tokoh yang dipilih sebagai pemilih berdasarkan pengajuan dari kepala dusun. Kami hanya menerima dan menetapkam saja,” jelasnya.
Sementara berdasarkan hasil pengajuan dari kepala dusun, saat ini sebanyak 21 tokoh dengan jumlah setiap dusun 7 tokoh. “Kami terus mendorong agar kepala dusun agar segera mengajukan nama-nama tokoh itu. Saat ini sudah lengkap sesuai peraturan,” jelasnya. (JUNAIDI/MK)
