SAMPANG, koranmadura.com – Di tengah-tengah ribuan umat Islam yang menggelar aksi menuntut penjarakan Ahok, di Monumen Trunojoyo Sampang, Kabupaten Sampang, Jumat 04 November 2016, ada ratusan ‘srikandi’ Pondok Pesantren (Ponpes) yang ikut dalam aksi.
Para gadis berjilbab ini datang dari ponpes-ponpes yang berada di wilayah Kabupaten Sampang. Tidak kalah dengan kaum muslimin, kaum muslimat ini juga bersuara lantang meminta penegak hukum dalam hal ini Polri untuk secepatnya menangkap dan memenjarakan Ahok yang diduga telah menistakan agama Islam.
“Sebagai umat Islam, kami tidak rela kitab suci kami al-Quran dihina. Perbuatan Ahok semena-mena,” ujar Pengasuh Ponpes Al Wahidiyah, Desa Tambak, Kecamatan Omben Kabupaten Sampang, Hj. Insiyah.
Baca: Di Sampang, Ratusan Massa Tuntut Penjarakan Ahok
“Keinginan kami adalah supaya Ahok diadili dengan hukum yang berlaku. Kami sangat prihatin karena Pemerintah cuek dan tuli, cuma melindungi satu orang dengan mengorbankan rakyat banyak. Kalau tidak ditanggapi, kami khawatir negeri ini hancur akan ada kudeta,” sambung Hj. Insiyah dengan suara lantang.
Pantauan di lokasi, ada sekitar 5000 ummat Islam Sampang yang turun dalam aksi. Selain dari kalangan ulama dan santri pondok pesentren, aksi anti Ahok juga diikuti oleh kalangan mahasiswa. Situasi terpantau kondusif meski orasi yang sampaikan oleh ulama-ulama Sampang menyulut semangat kaum muslimin.(DJIE/RAH)
