SUMENEP, koranmadura.com – Aksi puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Sumenep tak ditemui oleh Bupati setempat. Sebagai bentuk kekecewaan, mereka membakar ban bekas di depan kantor Pemkab.
Pantauan koranmadura.com, setelah sempat terjadi aksi saling dorong dengan aparat kepolisian, puluhan aktivis PMII sudah diiszinkan masuk ke halaman Kantor Pemkab Sumenep. Di depan pintu utama, sudah menunggu Wakil Bupati Sumenep, Achmad Fauzi.
Hanya saja, kehadiran Wabup di tengah-tengah mahasiswa tak membuat mereka puas. Massa aksi memilih menarik diri keluar dari halaman Kantor Pemkab, dan meninggalkan Wabup Sumenep begitu saja.
Baca: Tak Kunjung Ditemui, Kader PMII-Polisi Saling Dorong
Pantauan di lokasi, setelah tiba di depan pintu gerbang Kantor Pemkab sebelah barat, mahasiswa tak langsung membubarkan diri. Para aktivis mengambil ban bekas dan membakarnya. Kepulan asap pun menjulang diiringi lagu-lagu perjuangan mahasiswa.
Ketua Umum PC PMII Sumenep, Alif Rofiq, menjelaskan aksi bakar ban tersebut merupakan bentuk kekecewaan mahasiswa kepada Bupati Sumenep, A. Busyro Karim, karena tidak berkenan menemui mahasiswa.
“Selain sebagai bentuk kekecewaan kami kepada Bupati, api yang kita kobarkan kali ini juga sebagai bentuk perlawanan terhadap penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kepada rakyat,” kata aktivis yang akrab disapa Alif itu.
Alif menegaskan, aksi yang dilakukan pihaknya tidak akan berhenti hari ini saja. Dia mengaku akan melakukan aksi-aksi lanjutan untuk mengawal pemerintahan kabupaten Sumenep.
“Saya tegaskan, aksi PMII hari ini bukan yang terakhir,” pungkasnya dengan tegas. (FATHOL ALIF/RAH)
