SAMPANG, koranmadura.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Sampang menyatakan 80 persen penyebaran penyakit leptospirosis disebabkan oleh kencing tikus. Untuk itu warga diminta untuk mewaspadainya.
Sekretaris Dinkes Sampang Asrul Sani mengatakan, berdasarkan hasil uji lab dengan sampel penangkapan tikus pada bulan Pebruari lalu, diketahui bahwa penyebaran bakteri leptospirosis disebabkan oleh hewan pengerat tikus. Namun tikus yang berpotensi terdapat bakteri leptospirosis yaitu tikus yang kondisinya sakit.
“Ketika banjir, banyak kemungkinan tikus mengalami sakit, dan sangat rentan terdapat bakteri leptospirosis, karena bakteri itu hidup di dalam ginjal tikus yang sakit itu,” ucapnya, Selasa, 1 November 2016.
Ketika tikus itu kencing, bakteri itu ikut keluar. “Kemudian air kencing itu terkontaminasi ke makanan, minuman, benda-benda lainnya dan berkontak langsung dengan manusia,” terangnya.
Oleh sebab itu, salah satu cara pencegahannya yaitu dengan menjaga kebersihan yakni mencuci tangan sebelum makan. “Biasakan mencuci tangan, karena 70 persen dapat mencegah timbulnya diare saat banjir, mencegah penyakit menular seperti penyakit kulit termasuk membunuh bakteri leptospirosa,” jelasnya.
Titik rawan area penyebaran leptospirosis yaitu berada di wilayah terdampak banjir seperti di Jalan Suhadak, Imam Bonjol, Panglima Sudirman, Delima, Teuku Umar, Wahid Hasyim disekitar wilayah pasar Srimangunan. “Meski di sekitar Srimangunan hanya jika banjir besar, daerah itu memang yang rawan penyebaran leptospirosis,” katanya.
Baca: Penderita Leptospirosis di Sampang Meningkat
Pihaknya berharap kepada warga yang ada di daerah itu, khususnya semua warga terdampak banjir, manakala mengalami keluhan untuk segera berobat ke tempat kesehatan terdekat, baik Pustu, Puskesmas, maupun RSUD. Sebab rumah layanan kesehatan sudah menyediakan obat pencegahan leptospirosis secara gratis. (MUHLIS/MK)
