BANGKALAN, koranmadura.com – Sebanyak 16 dari 18 kecamatan di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur hingga kini belum menyetorkan pelunasan pajak bumi dan bangunan (PBB), meski tahun 2016 segera berakhir.
“Hanya ada dua kecamatan yang melunasi PBB di Bangkalan ini,” kata Kabid Penagihan dan Pelayanan Keberatan pada Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Pemkab Bangkalan Amiril Komari di Bangkalan, Kamis, 15 Desember 2016.
Ia menjelaskan kedua kecamatan yang telah melunasi setoran PBB itu masing-masing Kecamatan Kecamatan Labang dan Kecamatan Kwanyar.
Di Bangkalan, kata dia, terdapat sebanyak 18 kecamatan dengan jumlah desa sebanyak 273 desa, dan delapan Kelurahan.
“Jadi ada 29 desa yang melunasi pajak bumi dan bangunan, karena di Kecamatan Labang terdapat 13 desa dan di Kecamatan Kwanyar sebanyak 16 desa,” terang Amiril.
Ia menjelaskan target baku PBB di Kabupaten Bangkalan sebesar Rp4,7 miliar lebih setiap tahunnya, sedangkan realisasi penerimaan Rp2,2 miliar lebih.
“Artinya capaian PBB Bangkalan hanya sekitar 48,79 persen. Ini artinya lebih banyak yang tidak membayar PBB dibandingkan yang membayar,” katanya, menjelaskan.
Namun demikian, Amiril berjanji, akan berupaya maksimal menagih PBB di 16 kecamatan itu kepada para camat dengan menggunakan siswa waktu yang ada.
“Kami yakin, jika siswa waktu yang ada dimaksimalkan, maka realisasinya nanti juga akan maksimal,” katanya, menjelaskan.
Selain menangih langsung kepada para camat sebagai koordinator desa, pihaknya juga meminta bantuan lembaga legislatif, agar bisa mengingatkan mereka.
Pendapatan Asli Daerah jenis PBB di Kabupaten Bangkalan tergolong tinggi dan menempati urutan kedua setelah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangkalan.
Data di Dinas Pendapatan Daerah Pemkab Bangkalan menyebutkan, satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang juga menyumbang PAD antara lain Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika sebesar Rp2,4 miliar, Kantor Pengelolaan Pasar Rp4 miliar lebih Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) sebesar Rp12 miliar lebih dan Bagian Perlengkapan dan Aset sebesar Rp427 juta lebih setiap tahunnya. (ANTARA)
