RIO DE JANEIRO – Pejabat klub Brasil, Chapecoense, membantah tuduhan bahwa mereka mendapat tekanan dari otoritas sepakbola Amerika Latin atau CONMEBOL untuk memakai jasa maskapai penerbangan LaMia untuk mengangkut skuat mereka ke Kolombia guna menjalani laga final Copa Sudamericana melawan Atletico Nacional.
Pesawat BAE 146 Avro yang diperasikan maskai penerbangan LaMia dengan nomor penerbangan RJ85 yang dicharter Chapecoense dalam perjaanan dari Santa Cruz, Bolivia, menuju Medellin, Kolombia jatuh sebelum mencapai Medellin, tempat laga final akan berlangsung dan menewaskan 77 orang. Sebanyak 19 peman Champecoense tewas. Hanya enam penumpang yang selamat, tiga di antaranya pemain, dua orang awak pesawat, dan satu lainnya wartawan.
“Kami ingin memastian bahwa kami melakukan evaluasi teknis dan LaMia memenuhi semua syarat yang kami minta untuk penerbangan internasional,” kata Direktur Klub, Andrei Copetti dalam konferensi pers di Arena Conda. Ia membantah laporan yang beredar di Brasil bahwa CONMEBOL memaksa Chapecoense untuk mencarter LaMia.
Salah satu pertimbangan mereka memilih LaMia, kata Copetti, adalah kualitas jet yang dioperasikan maskapai tersebut karena pernah mengangkut keluarga kerajaan Inggris. LaMia adalah maskapai penerbangan yang didirikan di Venezuela, tapi berperasi di Bolivia.
“Pesawat yang kami charter itu memenuhi semua syarat untuk perjalanan jarak menengah dengan semua kondisi dan persyaratan keamanan dalam pesawat,” katanya lagi.
Copetti lebih lanjut menjelaskan, LaMia menawarkan jasanya kepada klubnya dan mereka memilih karena pernah juga digunakan oleh tim-tim lain di Amerika Latin, termasuk Timnas Argentina. “Mereka mendekati kami dan menawarkan jasanya. Klub menganalis kebutuhan dan logistik dan kami akhirnya memilih LaMia karena alasan-alasan teknis,” tegasnya. (espn/aji)