PAMEKASAN, koranmadura.com – Seluruh guru dan siswa MAN 1Pamekasan menggelar tahlil bersama di halaman sekolah, Pamekasan di Jl Lawangan Daja, Pamekasan, Jumat 16 Desember 2016.
Kegiatan religi itu sebagai tanda belasungkawa atas meninggalnya Kusairi, Wakil Kepala (Waka) Kesiswaan MAN 1, Pamekasan, akibat kecelakaan bus rombongan tour siswa-siswi dan guru MAN1 Pamekasan yang menabrak dum truk parkir di Jl Raya Dharma Sejati, Camplong, Sampang, Jumat dini hari sekita pukul 02.00 WIB.
Bus Rajaka Trans M 7170 A yang ditumpangi dikemudikan Ahmad Faisol, warga Desa Somalang, Kecamatan Pakong, Pamekasan, menabrak dua dum truk parkir di pinggir jalan. Seorang meninggal di lokasi kejadian, dua penumpang luka berat dan dirawat di RSUD Slamet Martodirjo, Pamekasan, dan belasan penumpang, terdiri atas siswa dan siswi luka ringan.
Korban meninggal Kusairi (43). Dia meninggal di Puskesmas Tanjung, Camplong, Sampang, dengan luka di dahi dan di lengan kanannya. Sementara dua orang yang luka berat, yaitu Dodik (29), pemandu wisata, paha kanannya patah dan tulang pinggulnya geser. Kemudian Ani (24), istri Dodik, mengalami luka di bagian kepala.
Sementara bus pariwisata Rajaka Trans mengalami rusak berat di bagian depan. Kacanya pecah dan muncongnya ringsek. Sementara dum truk W 9331 UM, yang ditabrak dari belakang, rusak bagian depannya. Sebab dum truk ini ketika ditabrak juga menabrak dum truk W 9029 UZ yang parkir di depannya.
Tahlil bersama yang berlangsung selama satu jam itu dipimpin dua guru, KH Muzakki dan Achmad Zaini Jumhari. Untuk tahlil selanjutnya dilakukan di rumah almarhum Kusairi, di Jl Gatot Kaca, Kelurahan Kolpajung, Kecamatan Kota, Pamekasan.
Wakil Kepala Humas MAN 1 Pamekasan, Sri Kumalaningrum, menjelaskan siswa yang tour ke Malang itu, siswa kelas XII-IPA-1 dan Kelas XII-IPA-2. Berangkat dari MAN 1 Pamekasan, Kamis 15 Desember 2016, sekitar pukul 02.00 dengan tujuan Malang.
Menurut Sri Kumalaningrum, setelah dari Malang, masih mampir untuk belanja di Royal Plaza, Surabaya. “Sebenarnya ini bukan program tahunan, tapi keinginan siswa. Jadi, sekolah memfasilitasi,” kata Ningrum. (ALI SYAHRONI/RAH)
