SUMENEP, koranmadura.com – Kondisi jalan poros kecamatan di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, makin rusak. Jalan mudah rusak disebabkan minimnya drainase di sekitar kawasan tersebut.
Pantaun koranmadura.com, sejumlah jalan poros kecamatan utamanya di wilayah barat Kabupaten Sumenep, banyak yang rusak dan berlubang akibat terkikis air, dan saat hujan tergenang air.
Salah satunya jalan utama yang menghubungkan antara Kecamatan Ganding-Kecamatan Guluk-Guluk, tepatnya di kawasan Desa Ketawang Laok, Kecamatan Guluk-Guluk, dan jalan poros kecamatan yang menghubungkan Kecamatan Guluk-Guluk-Kecamatan Bluto, tepatnya di Desa Rombiya Timur dan Rombiya Barat Kecamatan Ganding.
Kondisi jalan di dua jalur utama tersebut sangat parah, selain material jalan mulai kocar kacir juga banyak yang berlubang dengan kedalaman sekitar 3 cm lebih. Pengendara saat melintasi jalan tersebut harus ekstra hati-hati.
“Kondisi jalan itu sudah lama dan tidak pernah diperbaiki,” kata salah satu pengendara roda empat, Jamil, Sabtu, 31 Desember 2016.
Rusaknya jalan tersebut menyebabkan rawannya terjadi kecelakaan. Bahkan, beberapa bulan lalu, salah satu pengendara roda dua terjatuh hingga kondisinya kritis akibat kepalanya terbentur aspal.
“Sudah banyak yang terjauh, tapi yang parah cuma satu sepanjang tahun ini,” kata salah satu warga Desa Rombiya Timur, Yanto.
Oleh sebab itu, dirinya berharap pemerintah daerah segera memperbaiki jalan tersebut. Selain itu, pembangunan drainase segera dilakukan. “Faktor utama adalah draiase. Saat musim hujan air langsung mengalir ke badan jalan sehingga membuat aspal mudah mengelupas,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Edi Rasiyadi mengatakan, sejak beberapa tahun terakhir pembangunan drainase dilakukan oleh Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang (Cikatarung).
Namun demikian, ke depan khusus perbaikan jalan akan dilakukan secara berjenjang. “Pemeliharaan dan pembangunan jalan kami tetap lakukan setiap tahun secara berjenjang,” katanya.
Untuk diketahui, anggaran untuk pembangunan dan pemeliharaan jalan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tingkat II tahun 2016, sebesar Rp 3,6 miliar. Tahun ini anggaran itu terjadi pengurangan sekitar Rp 31 miliar dari tahun sebelumnya yang mencapai sekitar Rp 76 miliar. (JUNAIDI)
