Koranmadura.com – Awalnya, klakson telolet, hanya dipakai kendaraan di Kota Mekkah, Arab Saudi. Suaranya yang khas dan nyaring dipakai untuk usir domba atau onta yang berkeliaran memenuhi jalanan.
Suatu hari, sekira 10 tahun lalu, Tengku Eri Rubiansyah, Pemilik PO Bus bernama Efesiensi, jalur Cilacap-Jogja ke Arab Saudi dan tertarik setelah mendengar klakson telolet di sana. Dia pun beli beberapa buah untuk dipasang pada bus miliknya.
Ketika dipasang, respon masyarakat negatif karena suaranya dianggap mengganggu. Supir bus Efesiensi pun dilarang menyalakan klakson telolet di tempat ramai. Meski direspon negatif, tapi klakson telolet kemudian banyak ditiru PO Bus lainnya.
Di kalangan supir bus, suara klakson telolet, jadi identitas. Tiap bus punya kombinasi suara khusus. Telolet juga jadi alat saling bertegur sapa antar supir bus bila berpapasan di jalan. Awal terompet klakson hanya tiga buah, tapi terus dimodifikasi hingga mencapai enam buah.
Istilah ‘om telolet om’ sebenarnya telah lama ada. Ini ucapan anak-anak kecil pulang sekolah nongkrong di pinggir jalan. Tiap lihat bus melintas, mereka berteriak ‘om telolet om’ kepada supir. Supir bus akan merespon dengan menyalakan lampu dim atau menyalakan klakson. Beberapa divideokan dan diunggah ke Youtube.
Video-video telolet itu menarik perhatian sejumlah DJ dunia, seperti Martin Garrix DJ terkenal asal Belanda dan Zedd, musisi dan DJ asal Jerman. Mereka kemudian bercuit kata ‘om telolet om’ di twitternya. Karena dicuitkan para pesohor, kata ini menjadi viral. Twitter mencatat ada 445 ribu cuitan kalimat ‘om telolet om’.
Barulah kemudian video ‘om telolet om’ menjadi viral di facebook. Facebook mencatat ada 80 ribu kata ini di perbincangkan pengguna facebook. Karena viral, kemudian banyak orang membuat telolet challange Dan kemudian, indonesia pun dilanda demam om telolet om. (ALMUSTAFA/MK)
