SAMPANG, koranmadura.com – Meski masuk daerah rawan bencana banjir dan berpotensi menyebabkan gagal panen, Program Asuransi Usaha Petani Padi (AUTP) di Kabupaten Sampang tidak begitu diminati. Parahnya lagi, Dinas Pertanian (Disperta) setempat tidak menargetkan lahan yang harus mengikuti program tersebut.
Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Disperta Sampang, Suyono, tidak mengelak jika di wilayahnya masih minim yang mendaftar program AUTP. Katanya, hingga saat ini hanya terhitung sebanyak 16 hektar lahan padi di wilayah Desa Panggung, Kecamatan/Kabupaten Sampang yang tercatat mengikuti program tersebut.
“Anemo dan paradigma petani di sini memang sulit diubah dan ada juga petani yang masih belum mengerti pentingnya ikut asuransi ini. Dulu itu, untuk menerapkan penanaman menggunakan teknik baru dan bisa diterima masyarakat, itu hingga 4 tahun lamanya baru ditiru,” tuturnya, Kamis, 5 Desember 2017.
Disinggung sosialisasi program itu, Suyono mengaku sudah melaksanakannya. Namun dirinya tidak memungkiri jika sosialisasi yang dilakukannya kurang merata. “Di wilayah Kota dan Kedungdung sudah. Yang lainnya akan bertahap,” terangnya.
Pihaknya menjelaskan, petani yang bisa ikut mendaftarkan program AUPT minimal padi yang ditanamnya sudah berumur satu bulan. Sedangkan jumlah total lahan pertanian padi yang ada di wilayah Sampang tercatat sebanyak 36.000 hektar.
“Jika ikut program itu, yang akan diganti itu hanya padi yang benar gagal panen. Misal dalam satu hektar hanya separuh yang gagal panen, maka yang diganti itu yang separuh,” terangnya.
Pihaknya berharap pada tahun 2017 akan bertambah lagi peserta AUTP, karena besaran premi yang ditentukan oleh pemerintah sebesar Rp 180.000 per hektare, di mana sebesar 80 persen disubsidi oleh pemerintah. Sedangkan petani hanya membayar sekitar Rp 36.000 setiap satu hektare luas lahan yang ditanami petani.
“Kalau masih belum vegetatif, itu masih belum dikatakan gagal panen karena nanti itu tetap bisa panen, kecuali sudah muncul kembang dan direndam banjir, maka kembang itu akan menghitam atau puso,” tandasnya. (MUHLIS/MK)
