SUMENEP, koranmadura.com – Sejak sepekan terakhir, cuaca buruk melanda wilayah perairan Kabupaten Sumenep. Hal itu menjadi “mimpi buruk” sejumlah nelayan di kabupaten paling timur Pulau Madura ini, karena untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka harus mencari hutang.
Salah satunya nelayan di Desa Lobuk, Kecamatan Bluto. Akibat cuaca buruk dan gelombang tinggi, para nelayan di daerah ini hanya bisa duduk santai di pinggir pantai. Secara bergantian, sepanjang hari mereka hanya duduk di bibir pantai untuk memastikan tali perahunya tidak putus dan perhaunya hanyut terbawa gelombang.
Menurut salah seorang nelayan, Mulyono, gelombang tinggi biasanya terjadi di sore hari sampai malam hari, di mana kondisi angin semakin kencang. “Makanya kami di sini bergantian berjaga. Kalau anginnya kencang khawatir tali perahunya putus,” katanya, Senin, 30 Januari 2017.
Para nelayan tidak melaut karena khawatir tingginya gelombang akan mengakibatkan hal buruk bagi mereka. Selain itu, menurut dia, kalau tetap dipaksakan bisa dipastikan hasil tangkapan yang diperoleh tidak akan sebanding dengan biaya operasional yang dikeluarkan.
Akibat tidak beraktivitas, nelayan mengaku tidak memiliki penghasilan. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, sejumlah nelayan mengaku terpaksa mencari hutang kepada tetangganya yang memiliki pekerjaan selain bekerja di laut.
“Kalau nelayan di sini sudah enam hari tidak melaut. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, cari utangan sama tetangga. Ya, kalau ada yang bisa dijual, biasanya juga menjual barang-barang untuk belanja sehari-hari dan buat jajan anak,” tukas nelayan lain, Farhan. (FATHOL ALIF/BETH)