BANGKALAN, koranmadura.com – Di mata sepasang kekasih, makan sepiring berdua amatlah romantis. Dalam dunia pertemanan, join makan dan minum antar teman hal biasa untuk menunjukkan rasa persaudaraan. Tapi, kebiasaan join makan dan minum ternyata bisa berdampak buruk.
Di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, kebiasaan join makan dan minum antar siswa menyebabkan sekolah SMP 5 Bangkalan mendapat status KLB penyakit hepatitis A oleh Dinas Kesehatan setempat, setelah 41 siswa di sekolah itu terjangkit Hepatitis A. Masyarakat awam lazim menyebut hepatitis A dengan penyakit kuning.
“Join makan ini hanya salah satu yang diduga sebagai penyebab, ada faktor lain yang juga bisa menyebabkan percepatan penyebaran virus hepatitis,” kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan Bangkalan, Walid Yusufi, Kamis 26 Januari 2017.
Faktor lainnya, kata Walid, berdasarkan hasil observasi tim kesehatan menunjukkan sistem sanitasi di SMP 5 Bangkalan kurang baik, khususnya di area kantin dan kamar mandi sekolah.
Dalam sebuah dokumen 11 halaman hasil penyelidikan epidemologi kasus hepatitis A di SMP 5 disebutkan di sekolah peraih Anugerah Adiwiyata itu tidak ada wastafel untuk cuci tangan, toilet kotor dan berbau.
Begitu pun kondisi kantin, 7 pedagang tidak satu pun yang menyediakan sarana cuci tangan dan piring yang memadai, es batu disimpan dalam stereofoam yang kotor, sejumlah pedagang menggunakan air sumur bor. Hasil uji laboratoriun BBTKL menyimpulkan sumber air di SMP 5 tidak memenuhi syarat layak air bersih dan lingkungan sekolah di kategorikan buruk.
“Hasil lab menunjukkan air sumur di SMP 5 mengandung bakteri ekoli, ini pemicu awal hepatitis A, karena sarana sanitasi buruk ditambah kebiasaan join, virusnya cepat menyebar lewat makanan dan minuman,” terang dia. (ALMUSTAFA)
